INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Atresia Koane Bilateral pada Pasien Dewasa

  • By
  • In Lihat
  • Posted 22 September 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 735

Hidung manusia memiliki dua pasang lubang, yaitu sepasang lubang di depan dan sepasang lagi di belakang; sedangkan rongga hidung berada di antara keduanya. Kondisi menyebabkan udara pernapasan dapat melewati rongga hidung menuju area di belakang hidung yang disebut nasofaring sebelum melanjutkan diri ke saluran napas bawah. Atresia koane adalah kelainan bawaan berupa terbuntunya lubang hidung di belakang sehingga udara pernapasan tidak dapat melewati rongga hidung menuju nasofaring.

Angka kejadian atresia koane tergolong jarang, sekitar satu dari 8.000 kelahiran hidup, kejadian pada perempuan lebih banyak daripada laki-laki, dengan perbandingan 2:1. Kelainan dapat terjadi pada satu (unilateral) maupun dua sisi lubang (bilateral); tipe tulang dan tipe membran.

Atresia koane bilateral termasuk dalam kegawatdaruratan di bidang neonatus (bayi baru lahir), mengingat bayi hanya bisa bernapas melalui hidung, yang ditandai adanya sesak napas/kesulitan bernapas yang teratasi dengan menangis. Kasus atresia koane bilateral pada pasien dewasa sangat jarang dan menarik perhatian.

Penanganan bedah merupakan pilihan utama pada atresia koane, terutama kasus bilateral. Pembedahan ditujukan untuk membuka bagian lubang yang terbuntu. Kegagalan pembedahan seringkali disebabkan karena terjadi penutupan kembali lubang yang telah dibuka. Pembedahan secara endoskopik dengan teknik neokoanal dianggap dapat memperkecil angka kegagalan tersebut.

Laporan Kasus

Dilaporkan satu kasus atresia koane bilateral pada perempuan, usia 27 tahun, dengan keluhan kedua hidung tersumbat sejak lahir disertai gangguan kemampuan mencium bau. Pasien memiliki tingkat sosioekonomi yang rendah dan tinggal di area pedesaan yang cukup jauh dari fasilitas kesehatan yang memadai. Riwayat persalinan normal, tetapi saat bayi sering mengalami kesulitan bernapas yang membaik/teratasi saat pasien menangis.

Pemeriksaan teropong hidung dan CT scan menunjukkan bahwa pasien menderita kelainan atresia koane bilateral tipe tulang. Selanjutnya pasien menjalani pembedahan secara endoskopik dengan teknik neokoanal di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Pembedahan berjalan lancar, pasien dipulangkan keesokan harinya. Evaluasi melalui kunjungan poliklinis hingga sepuluh bulan pascaoperasi menunjukkan lubang terbentuk lapang, tidak ada penutupan ulang. Pasien dapat bernapas dengan baik dan memiliki kemampuan mencium bau.

Kesimpulan

Atresia koane bilateral pada pasien dewasa merupakan kasus jarang dan menarik perhatian. Tingkat sosioekonomi rendah dan tinggal di area pedesaan yang jauh dari fasilitas kesehatan yang memadai turut berperan dalam keterlambatan identifikasi/diagnosis dan tatalaksana dini.

Pembedahan secara endoskopik dengan teknik neokoana dianggap efektif dalam penanganan kasus atresia koane bilateral pada pasien dewasa dimana evaluasi selama sepuluh bulan pascaoperasi tidak terjadi penutupan ulang pada lubang yang dibuka.

 

Sumber: http://news.unair.ac.id/2021/09/16/atresia-koane-bilateral-pada-pasien-dewasa/

Sumber gambar: Huffington Post UK

Penulis: Budi Sutikno

Link Jurnal: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8405973/

 

Pin It
Hits 599