INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Instrumen Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien

  • By
  • In Lihat
  • Posted 22 September 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 735

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang keselamatan pasien, keselamatan pasien adalah suatu sistem yang mengamankan penanganan pasien. Keselamatan pasien menjadi aspek penting dalam perawatan pasien untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan dan memberikan perawatan yang aman dan berkualitas. Dalam rangka melaksanakan asuhan yang aman dan memperhatikan keselamatan pasien, diperlukan upaya organisasi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, salah satunya dengan membudayakan keselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien yang positif telah banyak dikaitkan dengan peningkatan upaya keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan. Budaya keselamatan didefinisikan sebagai nilai, keyakinan, norma, dan prosedur bersama yang terkait dengan keselamatan pasien dalam suatu organisasi kesehatan.

Proses analisis budaya keselamatan pasien difasilitasi dengan adanya beberapa jenis instrumen seperti HSOPSC (Hospital Survey on Patient Safety Culture), MaPSaF (Manchester Patient Safety Assessment Framework) dan SAQ (Safety Attitudes Questionnaire). Menurut The Health Foundation dan ESQH, HSOPSC, MaPSaF dan SAQ merupakan tiga instrumen pengukuran yang sering digunakan dan direkomendasikan untuk melakukan survei budaya keselamatan pasien.

HSOPSC adalah alat untuk merencanakan dan mengevaluasi program keselamatan pasien dan dapat menentukan peluang untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien. Keunggulan instrumen ini adalah dapat digunakan untuk menilai budaya keselamatan pasien di tingkat individu, unit atau institusi. Kuesioner HSOPSC terdiri dari 12 dimensi yang dibagi menjadi tiga area pengukuran yaitu dimensi yang mengukur budaya keselamatan pasien terkait unit kerja di rumah sakit, dimensi untuk mengeksplorasi aspek budaya keselamatan pasien di institusi. dan dimensi hasil budaya keselamatan pasien di rumah sakit.

MaPSaF merupakan instrumen yang dikembangkan untuk membantu tim pelayanan kesehatan dalam merefleksikan organisasinya pada aspek pengembangan budaya keselamatan pasien yang terdiri dari 10 dimensi pengukuran dan 24 aspek penerapan pengukuran kualitatif. menentukan dan menggali tingkat kematangan budaya keselamatan pasien, inilah salah satu keunggulan instrumen MaPSaF. Dengan mengetahui tingkat kematangan dapat memberikan informasi yang lebih baik kepada pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kinerja ke tingkat yang lebih tinggi. Instrumen MaPSaF menggambarkan 4 tingkat kematangan budaya keselamatan pasien, yaitu patologis, reaktif, birokratis, proaktif dan generatif. Namun hingga saat ini masih jarang dilakukan pengukuran budaya keselamatan pasien dengan menggunakan instrumen MaPSaF. Penggunaan instrumen MaPSaF dapat dilakukan pada tingkat individu atau tim/unit di institusi pelayanan kesehatan.

Instrumen SAQ berawal dari FMAQ (The Flight Management Attitude Questionnaire) yang merupakan survei faktor manusia untuk mengukur budaya dalam industri penerbangan. SAQ merupakan instrumen yang menitikberatkan pada iklim keselamatan, dalam instrumen ini tim-tim dalam organisasi diminta untuk menggambarkan sikap mereka terhadap enam dimensi SAQ. Penggunaan instrumen SAQ cukup luas, dapat digunakan di beberapa institusi kesehatan dan non kesehatan. Banyak negara telah menggunakan pengukuran dengan instrumen SAQ yang dimodifikasi dengan kondisi masing-masing negara. Selain itu, instrumen SAQ juga dapat disesuaikan secara spesifik dengan unit tempat penilaian budaya keselamatan akan dilakukan, misalnya instrumen SAQ yang ditujukan untuk unit rawat jalan atau layanan primer. Pengisian kuesioner SAQ relatif cepat dan singkat serta dapat digunakan sebagai instrumen evaluasi setelah diberikan intervensi. Namun, di beberapa institusi, SAQ dianggap terlalu sederhana sehingga dianggap kurang memadai untuk menjelaskan hal-hal tentang dimensi yang ada dalam budaya yang diterapkan.

Kesamaan ketiga instrumen budaya keselamatan pasien tersebut, dalam penelitian Arum Astika menyebutkan bahwa ketiga instrumen tersebut dikembangkan berdasarkan teori Reason (1997), walaupun jika dikaji lebih lanjut terdapat kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam teori Reason mengandung empat dimensi budaya keselamatan pasien yaitu open culture, just culture, reporting culture dan learning culture.

Safety Attitudes Questionnaire (SAQ) dan Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) merupakan alat ukur paling sederhana dan paling praktis yang dapat digunakan dalam mengukur budaya keselamatan pasien dan memiliki bukti kuat untuk menunjukkan peningkatan budaya keselamatan pasien. Kedua instrumen ini juga telah direkomendasikan dari beberapa hasil penelitian sebelumnya.

 

Sumber: http://news.unair.ac.id/2021/09/16/instrumen-pengukuran-budaya-keselamatan-pasien/

Sumber gambar: SPMI

Penulis: Inge Dhamanti, S.KM., M.Kes., M.PH., Ph.D.

Link Jurnal: https://journal.umy.ac.id/index.php/mrs/article/view/11253

 

Pin It
Hits 3756