INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Manifestasi Pernapasan Covid-19 Dimulai dengan Keluhan Gastrointestinal: Sebuah Kebetulan Atau Korelasi?

  • By
  • In Lihat
  • Posted 22 September 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 735

COVID-19 sering menimbulkan berbagai gejala gastrointestinal, seperti kehilangan nafsu makan, mual, muntah, diare, dan sakit perut umum. Di Wuhan, ada sebanyak 79,1% kejadian gejala gastrointestinal, dan diare sebanyak 49,5% di antara 305 pasien COVID-19. Prevalensi keseluruhan gejala GIT pada COVID-19 adalah 18% dengan gejala yang paling umum adalah diare (13%), diikuti mual atau muntah (10%), dan sakit perut. Jarang pasien COVID-19 hanya datang dengan gejala GI tanpa gejala pernapasan. Berdasarkan faktor-faktor sebelumnya, kami ingin menyajikan contoh laporan kasus pasien COVID-19 yang memiliki keluhan GIT sebelum didiagnosis COVID-19. Tujuan penelitian ini untuk memberikan wacana bahwa di tengah pandemi COVID-19, berbagai keluhan dapat timbul sebagai salah satu sebagai gejala COVID-19 karena memiliki risiko kematian yang tinggi.

Deskripsi Kasus

Tn. Y, seorang pedagang alat rumah tangga berusia 60 tahun, berat 65 kg, dan tinggi 165 cm, datang ke UGD dengan keluhan pusing, mual, muntah, dan nyeri perut selama 5 hari. Pasien sebelumnya dirawat di rumah sakit swasta selama seminggu di mana diagnosis gangguan GIT dibuat. Sebelum datang ke Rumah Sakit Khusus Infeksi Universitas Airlangga, pasien ini mengalami keluhan sesak nafas, tetapi tidak ada batuk dan demam. Karena kecurigaan COVID-19, pasien diminta PCR untuk SARS COV-2, dan hasilnya positif. Namun, pasien dirujuk ke RSKI karena kurangnya tempat tidur di rumah sakit yang mendiagnosis, yang mana ia segera dirawat di ICU selama 14 hari, diikuti dengan perawatan rendah selama 7 hari.

Pasien dipasang selang nafas (selang endotrakeal) setibanya di RSKI kemudian dihubungkan dengan alat ventilasi mekanik di ICU selama 15 hari. Penanganan secara multidisipliner merupakan kunci utama keberhasilan penanganan pasien ini. Selain urusan pernafasan, pemberian nutrisi juga diberikan dengan sangat rinci. Pemberian antibiotika berdasarkan pemeriksaan kultur kuman.

Hubungan antara keluhan GIT dan COVID-19

SARS-CoV-2 dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan hati, tidak hanya pada saluran pernapasan saja. Rasionalisasi pertama bahwa keluhan GIT ini merupakan keluhan awal COVID-19 adalah keluhan GIT pada sekitar 7 hari sebelum mengalami sesak napas dan batuk. Rasionalisasi kedua, sebuah studi oleh Ye et al. (2020) menunjukkan bahwa SARS COV-2 dapat mempengaruhi organ lain selain paru-paru termasuk saluran pencernaan karena ekspresi ACE-2 yang tinggi telah terdeteksi di sel epitel usus, kerongkongan, dan paru-paru (Gu et al., 2020). ACE-2 merupakan reseptor utama untuk SARS-CoV-2. Rasionalisasi ketiga bahwa timbulnya keluhan GIT dan gangguan pernapasan hanya kebetulan, menurut kami, hal ini tidak sesuai karena pada sekitar 50% kasus COVID-19, ditemukan adanya SARS CoV-2 dalam sampel tinja dan deteksi SARS- CoV-2 pada mukosa usus pasien yang terinfeksi. SARS-CoV-2 secara tidak langsung merusak sistem pencernaan melalui rantai respon inflamasi. Hal ini sangat popular dengan istilah gut lung axis, bahwa semua oragan merupakan sebuah rantai kehidupan yang saling berhubungan.

 

Sumber: http://news.unair.ac.id/2021/09/16/manifestasi-pernapasan-covid-19-dimulai-dengan-keluhan-gastrointestinal-sebuah-kebetulan-atau-korelasi/

Sumber gambar: KlikDokter

Penulis: Dr. Anna Surgean Veterini, dr., Sp.An.KIC

Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada:

https://journals.athmsi.org/index.php/AJID/article/view/5928

Veterini, A., Andriyanto, L., & Hamzah, H. (2021). A CASE REPORT RESPIRATORY MANIFESTATIONS OF COVID-19 STARTING WITH A GASTROINTESTINAL COMPLAINT: A COINCIDENCE OR A CORRELATION?. African Journal of Infectious Diseases (AJID), 15(2), 31-37. https://doi.org/10.21010/aji v15n2S4

 

Pin It
Hits 587