Sindrom lisis tumor (SLT) merupakan salah satu dari banyak komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan keganasan hematologi. SLT ditandai dengan peningkatan kadar : asam urat, kalium, kalsium dan fosfat di dalam darah lebih dari 25% atau terjadi degradasi kadar kalsium serum selama lebih dari 25% dari nilai normal, dengan manifestasi klinis ada seperti: aritmia, kejang, dan cedera ginjal akut (AKI). Manifestasi klinis ini adalah penyebab onkologis kondisi darurat dan harus ditangani cepat untuk mengurangi angka kematian, durasi perawatan rawat inap, dan biaya yang harus dikeluarkan.
Meningkatkan kelebihan elektrolit dan eliminasi asam urat saat TLS terjadi merupakan langkah penting yang harus dilakukan. Hidrasi atau terapi hiperhidrasi memainkan peran penting dan merupakan pilihan utama untuk TLS dan risiko pasien TLS. Intravena cairan yang digunakan dalam hidrasi adalah: D5 dengan 0,225% normal saline (D5 NS), D5 dengan saline normal 0,45% (D5 NS), dan NaCl 0,9% dengan volume ±2.000–3.000 mL/m2/hari. Administrasi hidrasi dimulai segera setelah risiko TLS diduga ada. Beberapa penelitian telah meneliti keefektifan hidrasi terhadap fungsi ginjal dan serum elektrolit pasien anak dengan TLS dan dengan risiko TLS. Pembelajaran dari Burns et al. melaporkan bahwa pemberian intravena pada 2-3 L/m2/hari dengan atau tanpa furosemide ditambahkandengan rasburicase telah menunjukkan kecenderungan kreatinin serum(Scr) menurun setelah 3 hari terapi hidrasi dan terjadinya degradasi asam urat. Studi selesai oleh Mirrakhimov dkk. menyatakan bahwa pemilihan infus cairan yang dapat digunakan untuk hiperhidrasi bervariasi.
Sumber: http://news.unair.ac.id/2021/09/16/pentingnya-hidrasi-pada-sindroma-lisis-tumor/
Sumber gambar: Depositphoto
Penulis: Yulistiani
Link Jurnal : https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/jbcpp-2020-0412/pdf
Hydration effect on kidney function and serum electrolyte in children with tumor lysis syndrome (TLS) and risk of TLS
