INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Studi Penggunaan Obat dan Analisis Biaya Terapi Pasien β-Thalasemia Mayor Dewasa

  • By
  • In Lihat
  • Posted 22 September 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 735

Thalasemia merupakan penyakit darah yang diturunkan secara genetik dari orang tua kepada anaknya. Jenis thalasemia yang paling membutuhkan perawatan berupa transfusi darah adalah β-thalasemia mayor. Bila β-thalasemia mayor tidak segera diberikan pengobatan akan mengakibatkan beberapa komplikasi dan menyebabkan hepatosplenomegali dan perubahan tulang. Terapi yang diberikan kepada pasien thalasemia hanya bersifat suportif, belum sampai ada yang bisa menyembuhkan. Terapi yang diterima tersebut secara farmakologi adalah obat kelasi besi seperti Deferoksamin (DFO), Deferasirox (DFX), dan Deferiprone (DFP). Selain itu pemberian transfusi secara berulang berpotensi menyebabkan reaksi transfusi serta defisiensi nutrisi. Sehingga diperlukan pengobatan terkait reaksi transfusi dan suplementasi. Adapun terapi non farmakologi yang didapatkan oleh pasien yakni transfusi darah Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap Deferasirox, Deferiprone, obat yang terkait akibat transfuse darah dan obat suplemen.

Masalah yang berhubungan dengan pemberian terapi kelasi besi adalah kepatuhan pasien dan biaya terapi yang cukup mahal. Rata-rata kepatuhan pasien dengan penyakit kronis di negara berkembang hanyalah 50%. Sedangkan biaya terapi thalasemia yang dikeluarkan oleh pemerintah cukup besar dan mahal.. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa terkait studi penggunaan obat serta analisa biaya terapi β-thalasemia mayor pada pasien dewasa.

Dari beberapa hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, pertama DFX merupakan obat yang digunakan paling banyak. Dosis pemberian kelasi besi DFX memiliki rentang antara 500-1500mg/hari. Sedangkan DFP memiliki rentang antara 1500-4500mg/hari. Semua pasien telah mendapatkan terapi kelasi besi yang sesuai. Namun frekuensi penerimaan kelasi besi pasien, hanya 1 orang pasien yang mendapatkan kelasi besi setiap bulan. Selain kelasi besi, pasien juga mendapatkan obat akibat efek samping transfusi, suplemen, dan obat lainnya seperti asetilsistein dan racikan. Terdapat sebanyak 77,8% pasien tidak rutin melakukan kontrol yang dapat menyebabkan kenaikan ferritin serum sebesar 55,6%. DFX merupakan kelasi besi dengan tingkat kedatangan kontrol pasien tertinggi yakni 6 kali, serta jumlah pasien dengan penurunan kadar ferritin serum tertinggi yakni 70%. Secara keseluruhan rumah sakit mendapatkan keuntungan sebesar 6,32%, dengan kode grouping D-14-13-I dengan perawatan kelas 3 memiliki keuntungan paling besar (7,6%). Komponen yang menggunakan biaya paling besar adalah obat-obatan sebesar 81,6%, dengan DFX sebagai komponen obat dengan biaya terbesar yakni 78,375% dari total biaya obat-obatan. Biaya terbesar kedua adalah BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) sebesar 13,7% dari biaya total.

 

Sumber: http://news.unair.ac.id/2021/09/15/studi-penggunaan-obat-dan-analisis-biaya-terapi-pasien-%ce%b2-thalasemia-mayor-dewasa/

Sumber gambar: Getty Images

Penulis: Hasna Qatrunnada, Suharjono, Siprianus Ugroseno Yudho Bintoro, and Siti Wahyuni

Link Jurnal: https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/jbcpp-2020-0429/html

Journal Basic Clinical Physiology Pharmacology

Scopus-Q3

 

Pin It
Hits 840