INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

KANKER PAYUDARA DAN PENCEGAHANNYA DENGAN SADARI

  • By
  • In Lihat
  • Posted 26 September 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 737

Kanker payudara didefinisikan sebagai tumor ganas pada jaringan payudara. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019). Angka kejadian kanker payudara di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi bila dibandingkan dengan jenis kanker lainnnya, menurut data dari Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) perkiraan angka kejadian kanker payudara di Indonesia ialah 12 : 100.000 wanita. Angka kematian dari kasus kanker payudara terbilang sangat tinggi yaitu 27 : 100.000 wanita, dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa 18% dari kematian wanita di Indonesia disebabkan oleh kanker payudara. Kanker payudara tidak hanya menyerang wanita, namun di beberapa kasus dapat terjadi pada pria dengan frekuensi sebesar 1% di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan angka kematian dari kanker payudara menjadi tinggi adalah kurangnya pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat terhadap tanda dan gejala kanker payudara itu sendiri. Di Indonesia, lebih dari 80% kasus kanker payudara yang ditemukan telah mencapai stadium lanjut sehingga proses pengobatan akan sulit untuk dilakukan. Itulah mengapa perlu adanya pemahaman lebih lanjut mengenai pencegahan, deteksi dini, pengobatan kuratif dan paliatif serta upaya rehabilitasi yang baik pada klien dengan kanker payudara.

Penyebab terjadinya kanker payudara belum diketahui secara pasti, namun menurut berbagai penelitian telah ditemukan berbagai faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara atau biasa disebut dengan faktor risiko kanker payudara. Faktor risiko yang paling utama dan paling sering ditemukan pada kasus kanker payudara adalah faktor keturunan dan faktor hormonal berupa hormon estrogen yang berlebih dalam tubuh. Selain kedua faktor tersebut, terdapat beberapa faktor lain yaitu :
1.Gaya hidup yang tidak sehat
Salah satu faktor yang menyebabkan kanker diantaranya adalah konsumsi makanan berlemak, junk food, mengonsumsi alkohol, merokok, dan jarang berolah raga dimana hal ini dapat menyebabkan obesitas.
2.Faktor reproduksi
Menstruasi di usia yang terlalu muda (kurang dari 12 tahun), menopause yang terlalu tua (Lebih dari 50 tahun), belum pernah melahirkan, infertilitas, tidak menyusui, dan pemakaian kontrasepsi oral adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara
3.Riwayat radiasi pada area payudara dan dada
Penggunaan radiasi pada payudara khususnya di usia yang cukup muda dapat menjadi salah satu fakto risiko terkena kanker payudara
4.Riwayat keluarga
Faktor gen BRCA1 dan BRCA2 yang ada pada tubuh memiliki kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara
5.Riwayat penyakit tumor jinak
Adanya tumor jinak pada payudara perlu diwaspadai karena tumor jinak dapat berkembang menjadi tumor ganas atau kanker

Bagaimana cara mencegah kanker payudara?

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Januari 2019, kejadian kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 kasus per 100.000 penduduk. Para peneliti menduga kejadian penyakit tersebut berkaitan dengan mutasi gen yang diturunkan secara genetik. Meski penyebab pastinya belum diketahui, kita dapat menerapkan beberapa hal yang dapat mengurangi risiko kanker payudara antara lain :
1.Menjaga berat badan tetap ideal
Dengan selalu menjaga berat badantetap ideal, maka kita dapat menghindari salah satu faktor risiko dari kanker payudara yaitu obesitas.
2.Rajin beraktivitas fisik
Untuk membantu menjaga berat badan ideal, aktivitas fisik adalah salah satu hal yang dapat kita lakukan. Cukup dengan mulai aktif bergerak atau bisa pula dengan rajin berolahraga.
3.Istirahat cukup
Istirahat adalah hal terpenting untuk menjaga kestabilan kesehatan kita. Hal positif lain yang didapatkan adalah stress menjadi terkelola dengan baik.
4.Perbanyak makan buah dan sayur
Makan makanan yang bergizi cukup juga merupakan hal yang penting. Banyak sekali buah dan sayur yang mengandung antioksidan yang dapat mencegah terjadinya kanker secara alami.
5.Tidak merokok dan mengonsumsi alkohol
Menghindari perilaku merokok dan mengonsumsi alkohol dapat mengurangi paparan dari zat karsinogenik yang mana dapat memicu terjadinya pertumbuhan kanker.
6.Batasi penggunaan obat hormon
Penggunaan obat hormon seperti pil KB dalam jangka panjang dapat memperbesar risiko terjadinya kanker payudara.
7.Rutin melakukan SADARI
SADARI adalah teknik pemeriksaan payudara yang sederhana dan dapat dilakukan sendiri.
8.Lakukan pemeriksaan mamografi secara berkala
Pemeriksaan ini disarankan untuk wanita yang berusia di atas 45 tahun. Pemeriksaan ini bisa dilakukan satu hingga tiga bulan sekali.

Apasih SADARI itu?

Setelah kita mengetahui penyebab dan pencegahan dari kanker payudara selanjutnya yang juga tidak kalah penting sebagai dasar pengetahuan dari kanker payudara yaitu cara untuk mengetahui dan mendeteksi apakah seorang wanita tengah menderita kanker payudara. Deteksi awal atau yang biasa disebut sebagai metode SADARI (periksa payudara sendiri) harus dilakukan secara dini dengan melihat serta meraba payudara. Jika kanker tersebut kita temui secara dini dan segera mendapat penanganan secara cepat dan tepat maka harapan untuk sembuh hampir mendekati 100%. Maka dari itu, pendeteksian ini harus segera dilakukan secara rutin setiap 1 bulan sekali dan sebaiknya dilakukan pada hari ke 7 sampai 10 hari yang dihitung dari awal menstruasi. Kalian bisa memulai melakukan pendeteksian ini sejak haid pertama kalian atau dari usia 12 tahun.

Untuk melakukan SADARI cukup mudah dan cara ini bisa kalian lakukan secara mandiri di rumah. Terdapat 6 langkah yang bisa kalian lakukan, mari simak langkah-langkah tersebut.
1.Berdirilah di depan cermin kemudian amati payudara, tanpa menggunakan pakaian dan angkatlah kedua tangan di atas kepala. Perhatikan dengan baik bila terdapat ketidaknormalan pada kedua payudara seperti ada benjolan, perubahan bentuk pada kulit dan puting, serta payudara secara keseluruhan.
2.Rapatkan kedua payudara menggunakan tangan sehingga payudara terlihat menonjol ke depan dan coba kembali amati apakah terdapat benjolan, kulit mengerut seperti kulit jeruk atau cekungan seperti lesung pipi dan puting susu yang tertarik ke dalam.
3.Raba dan tekan serta urut perlahan daerah sekitar putting sampai ke ujung kemudian amati apakah putting mengeluarkan cairan yang tidak normal, seperti putih kekuning-kuningan bercampur darah seperti nanah. Pada wanita menyusui, bedakan dengan ASI.
4.Berbaringlah dan letakkan bantal dibelakang punggung, posisikan tangan kanan dibelakang kepala, dengan menggunakan tangan kiri periksalah payudara bagian kanan.
5.Meggunakan tiga jari tengah rabalah bagian yang dirapatkan. Raba dengan gerakan memutar dan beri tekanan lembut yang dimulai dari sisi bagian luar sampai putting dengan mengikuti putaran arah jarum jam.
6.Langkah terakhir, lakukan cara yang sama seperti pada nomor 4 dan 5 dengan posisi tangan kiri di bawah kepala dan tangan kanan meraba payudara kiri.
Perubahan dan kepadatan pada payudara memang sering kali terjadi terutama pada sebelum dan selama masa menstruasi yang membuat payudara terasa lebih kencang dan padat. Perubahan dapat pula terjadi pada masa menopause, payudara akan menjadi kendur dan lembut. Karena hal itu kepekaan pada perubahan bentuk tubuh yang tidak normal harus di sadari dan selalu waspada terhadap segala bentuk perubahan yang terjadi. Jika ditemukan terdapat benjolan atau perubahan yang tidak normal pada payudara segera periksakan perubahan yang ada pada dokter.

Referensi :
CLAUDINO, W.M., BIGANZOLI, L., 2007. Cancer: Principles and Practice of Oncology, European Journal of Cancer Care. https://doi.org/10.1111/j.1365-2354.2006.00680.x
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019. Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara (Breast Cancer Treatment Guideline). J. Kesehat. Masy. 4, 1–50.
Kemenkes RI. (2016). Enam Langkah SADARI untuk Deteksi Dini Kanker Payudara. (Online). Diakses dari http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/enam-langkah-sadari-untuk-deteksi-dini-kanker-payudara.
Kemenkes RI. (2020). Mengapa harus melakukan SADARI?. (Online). Diakses dari http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-kanker-dan-kelainan-darah/page/5/mengapa-harus-melakukan-sadari.
Kemenkes RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Kanker Payudara Dan Kanker Leher Rahim.
Kemenkes RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Kanker Payudara Dan Kanker Leher Rahim

Pin It
Hits 1043