INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

MARI JAGA HATI KITA, WASPADA DINI SIROSIS HEPATIS

  • By
  • In Lihat
  • Posted 16 December 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 735

Hati atau liver terletak di bagian kanan atas rongga perut, tepatnya di bawah diafragma dan sisi kanan lambung. Organ terbesar dalam sistem pencernaan ini berwarna merah kecokelatan dan memiliki berat sekitar 1,5 kilogram. Normalnya, Anda tidak bisa merasakan organ ini karena terlindungi oleh tulang rusuk.

Fungsi hati sangatlah penting bagi tubuh, yaitu menetralisir racun, menghasilkan protein, hingga membantu proses pembekuan darah. Hati juga bekerja sama dengan organ maupun sistem tubuh lain, seperti kelenjar getah bening, kantong empedu, dan sistem saraf, untuk memastikan berbagai mekanisme tubuh tetap berjalan dengan baik. Bila organ hati tidak berfungsi dengan baik, berbagai kondisi serius dapat muncul.

Sirosis hepatis merupakan kondisi rusaknya organ hati akibat terbentuknya jaringan parut. Jaringan parut ini terbentuk akibat kerusakan hati jangka panjang, yang dapat dipicu oleh beberapa faktor berikut:

1. Infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C
2. Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
3. Berat badan berlebih
4. Pada bayi, sirosis bisa terjadi akibat kelainan bawaan lahir yang disebut atresia bilier.

Infeksi virus atau konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mencederai hati secara perlahan. Organ hati akan memperbaiki cedera tersebut dengan membentuk jaringan parut. Jika kerusakan atau kelainan pada hati terus berlanjut, jaringan parut yang terbentuk akan semakin banyak dan mengganggu fungsi hati.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013), diperkirakan sebanyak 18 juta orang menderita hepatitis B dan 3 juta orang menderita hepatitis C di Indonesia. Sekitar 50 persen dari orang tersebut memiliki penyakit hati yang berpotensi kronis dan 10 persennya menuju sirosis hati. Sementara itu, satu kasus sirosis hati membutuhkan biaya pengobatan sekitar Rp 1 miliar dan pengobatan kanker hati sekitar Rp 5 miliar dengan angka kesembuhan yang minimal (Kemenkes, 2017).

Menurut Price & Wilson (2006), berikut adalah tanda dan gejala klinis sirosis hepatis:

1. Merasakan lemah dan mudah lelah
2. Anoreksia
3. Perasaan perut kembung/begah dan berat badan menurun
4. Nyeri abdomen atas kanan

Bila sudah timbul komplikasi kegagalan hati, maka dapat terjadi gangguan tidur, deman yang terlalu tinggi, gangguan pembekuan darah (perdarahan pada gusi, epistaksis), ikterus dengan urin berwarna pekat, hematemesis, melena, asites, kaki bengkak, hingga koma.

Berdasarkan Price & Wilson (2009), penatalaksanaan pasien sirosis biasanya didasarkan pada gejala yang ada. Sebagai contoh berikut:

1. Antasida diberikan untuk mengurangi distress lambung dan meminimalkan kemungkinan perdarahan gastrointestinal.
2. Vitamin dan suplemen nutrisi akan meningkatkan proses kesembuhan pada sel-sel hati yang rusak dan memperbaiki status gizi pasien.
3. Pemberian preparat diuretik yang mempertahankan kalium (spironolakton) mungkin diperlukan untuk mengurangi asites jika gejala ini terdapat dan meminimalkan perubahan cairan serta elektrolit yang umumnya terjadi pada penggunaan jenis diuretik lainnya.
4. Asupan protein dan kalori yang adekuat merupakan bagian yang esensial dalam penangan sirosis bersama-sama upaya untuk menghindari penggunaan alkohol selanjutnya.

Menurut Nurarif & Kusuma (2015), pencegahan sirosis hati dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Melakukan vaksin Hepatitis
2. Istirahat di tempat tidur hingga ikterus, asites, dan demam membaik
3. Melakukan diet rendah protein
4. Mengatasi infeksi dengan antibiotik
5. Memperbaiki keadaan gizi, jika perlu melakukan pemberian asam amino essensial berantai cabangan dan glukosa
6. Membatasi makan dan minum yang mengandung alkohol
7. Menerapkan pola makan yang sehat
8. Rutin olahraga dan menjaga berat badan agar tetap ideal
9. Menghindari mengomsumsi suplemen herbal atau obat-obatan yang dijual bebas
10. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin

 

Nama Kelompok 3 PKK II – A19 :

1. Putri Puji Rahayu 131911133012
2. Bryan Bernadine 131911133013
3. Yosi Duwi Mustika 131911133027
4. Windy Audia Conita 131911133028
5. Melati Della Riskyani 131911133029
6. Isatul Karimah 131911133030

 

DAFTAR PUSTAKA

Anderson RN, Smith BL (November 2003). "Kematian: penyebab utama untuk 2001". Laporan Statistik Vital Nasional. 52 (9): 1–85. PMID 14626726.

Asrani SK, Devarbhavi H, Eaton J, Kamath PS (Januari 2019). "Beban penyakit liver di dunia". Jurnal Hepatologi. 70 (1): 151–17. doi: 10.1016/j. jhep.2018.09.014. PMID 30266282. S2CID 52882095. Diakses 07-12-2021.

Castera L, Friedrich-Rust M, Loomba R (April 2019). "Penilaian Noninvasif Penyakit Hati pada Pasien Dengan Penyakit Hati Berlemak Nonalkohol". Gastroenterologi. 156 (5): 1264-1281.e4. doi: 10.1053/j.gastro.2018.12.036. PMC 7.505.052. PMID 30660725.

GBD 2013 Mortality Causes of Death Collaborators (January 2015). "Global, regional, and national age-sex specific all-cause and cause-specific mortality for 240 causes of death, 1990-2013: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2013". Lancet. 385 (9963):117–171.doi:10.1016/S0140-6736(14)61682-2. PMC 4340604.PMID 25530442.

Koncoro, Hendra. (2018). Sirosis Hati, Kenali Gejala dan Obati Segera. https://www.rscarolus.or.id/article/sirosis-hati-kenali-gejala-dan-obati-segera.

Kostoida, Veronika. (2019). “Asuhan Keperawatan Pada Tn. L.K Dengan “Sirosis Hepatis” Di Ruang Kelimutu Rsud Prof Dr.W.Z. Johannes Kupang”. Diakses melalui website: http://repository.poltekeskupang.ac.id/434/1/VERONIKA%20KOSTODIA.pdf

Mustika, Syifa., dkk. (2020). Pengaruh Edukasi Gizi terhadap Asupan dan Status Gizi Pasien Sirosis Hati. Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2020, Vol. 7 No. 2, hlm.128-138

National Health Service UK. (2020). SIROSIS. Diakses pada 7 Desember 2021.

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diaseases. (2020). Gejala dan Penyebab Sirosis. Diakses pada 7 Desember 2021.

Rina Sinurat, Lasma., Theresia Purba, Bunga. (2018). Peningkatan Status Gizi Pasien Sirosis Hepatis melalui Regimen NUtrisi Di RS Sari Mutiara Medan. Idea Nursing Journal Vol. IX No. 2 2018.

Tamparo C. (2011). Penyakit Tubuh Manusia (Edisi Kelima). Philadelphia, PA: Perusahaan FA Davis. P. 422. ISBN 978-0-8036-2505-1.

Wahyuni. (2019). “Sirosis Hepatitis”. http://eprints.umpo.ac.id/5391/3/BAB%202.pdf.

Pin It
Hits 2695