INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Kenali dan Cegah Terjadinya Cedera Otak Berat

  • By
  • In Lihat
  • Posted 16 December 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 735

Cedera Otak Berat merupakan suatu cedera mekanik yang secara langsung maupun tidak langsung yang mengenai kepala dan dapat mengakibatkan suatu luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak dan kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta mengakibatkan gangguan pada sistem saraf manusia. Otak merupakan salah sat u organ atau bagian tubuh manusia yang memiliki peran penting yaitu sebagai organ yang mengendalikan seluruh fungsi tubuh manusia.

Cedera Otak Berat (COB) dapat disebabkan oleh adanya trauma tumpul maupun trauma tajam yang terjadi akibat kecelakaan, jatuh, trauma persalinan, tertembak ataupun tertusuk benda tajam. Salah satu contoh trauma tumpul yang dapat menyebabkan terjadinya cedera otak berat pada seseorang yaitu apabila seorang individu terkena pukulan benda tumpul yang cukup keras pada area sekitar kepala. Dengan adanya trauma benda tumpul pada area sekitar kepala maka akan menyebabkan cedera menyeluruh (difusi). Selain itu, cedera otak berat juga dapat disebabkan karena adanya trauma oleh benda tajam yang mana trauma ini dapat menyebabkan cedera setempat dan menimbulkan cedera lokal. Salah satu bentuk terjadinya kerusakan lokal akibat trauma benda tajam yaitu Contusio Serebral dan Hematom Serebral.

Seorang individu yang mengalami cedera otak berat (COB) akan menunjukkan gejala umum seperti jika orang tersebut dalam keadaan sadar maka orang tersebut akan mengalami sakit kepala yang hebat, orang tersebut mengalami muntah tanpa didahului adanya rasa mual dan biasanya muntahnya menyembur, tekanan darahnya menurun, detak jantungnya lambat, adanya pembengkakan pada mata, ukuran antara kedua pupil mata tidak sama, saat dilakukan pemeriksaan MRI atau Rontgen akan terlihat adanya perubahan bentuk otak, dan mengalami penurunan kesadaran. Untuk mengetahui tingkat kesadaran seseorang yang mengalami cedera otak berat (COB) maka dapat menggunakan penilaian skala yang disebut sebagai GCS (Glasgow Coma Scale). Klien dengan COB biasanya memiliki nilai GCS < 8 dan akan kehilangan ingatan sementara (±24 jam) serta beresiko mengakibatkan adanya perdarahan di dalam otak (tanda pergeseran jaringan otak, kejang dan infeksi).

Setelah mengetahui definisi, penyebab, tanda, dan gejala yang dialami oleh seseorang yang mengalami cedera otak berat maka selanjutnya kita juga perlu mengetahui upaya penanganan yang dapat dilakukan padanya. Penderita COB akan menjalani perawatan secara intensif di rumah sakit untuk menurunkan risiko terjadinya komplikasi. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk menangani cedera otak berat dengan memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan operasi.

1. Memberikan pertolongan pertama

Pemberian pertolongan pertama pada penderita cedera otak berat sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang lebih mengetahui kondisi dari penderita tersebut. Serta, perlu diperhatikan juga dalam memberikan pertolongan pertama terhadap penderita cedera otak berat, maka beberapa tindakan yang dapat dilakukan yaitu seperti berikut ini:

  • Memeriksa pernapasan, denyut jantung, dan tekanan darah
  • Melakukan resusitasi jantung paru (RJP) ketika napas atau jantung pasien berhenti yaitu dengan memberikan tekanan pada dada, membuka pakaian atas dan memberi bantuan napas
  • Memberi penyangga leher atau penyangga tulang punggung untuk menstabilkan leher dan tulang punggung
  • Menutup perdarahan
  • Memberikan cairan infus untuk mencegah syok hipovolemik (berkurangnya cairan tubuh secara berlebihan) akibat perdarahan
  • Membalut tulang yang retak atau patah
  • Memberi obat pereda nyeri jika penderita merasa nyeri

2. Operasi

Tindakan operasi akan dilakukan apabila penderita cedera otak berat mengalami salah satu dari perdarahan otak, penggumpalan darah di dalam otak, memar otak (Constusio Serebri), patah tulang tengkorak, adanya benda asing, seperti pecahan kaca atau peluru. Salah satu prosedur operasi yang dapat dilakukan adalah kraniotomi, yaitu suatu tindakan operasi dengan membuka tulang tengkorak dan hanya dapat dilakukan oleh seorang dokter spesialis bedah saraf. Tahapan prosedur kraniotomi meliputi :

  • Membuat sebuah lubang di tulang tengkorak sebagai jalan ke dalam otak.
  • Mengeluarkan gumpalan darah yang mungkin terbentuk dan memperbaiki pembuluh darah di otak yang rusak.
  • Setelah perdarahan di otak berhenti, potongan tulang tengkorak akan ditempatkan kembali di posisi semula dan ditempelkan kembali dengan mur khusus.

Dengan begitu, kita perlu mewaspadai terjadinya cedera otak berat pada orang-orang di sekitar kita. Terdapat berbagai upaya pencegahan yang dapat kita lakukan yaitu dengan cara sebagai berikut:

  • Menggunakan alat pengaman saat berolahraga maupun berkendara.
  • Selalu menggunakan alat keselamatan, seperti helm atau pelindung kepala, jika bekerja di lingkungan yang berisiko menimbulkan cedera kepala.
  • Hindari berkendara di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan yang dapat memengaruhi tingkat kewaspadaan.
  • Memasang pegangan besi di kamar mandi dan di samping tangga untuk mengurangi risiko terpeleset.
  • Memastikan lantai selalu kering dan tidak licin, serta terhindar dari benda-benda yang bisa membuat sesorang terjatuh, seperti barang yang berserakan di lantai atau karpet yang licin.
  • Memasang penerangan yang baik di seluruh bagian rumah.
  • Memeriksa kondisi mata secara rutin, terutama jika mengalami gejala gangguan penglihatan, seperti buram atau penglihatan berbayang.
  • Pastikan rumah aman untuk anak-anak, misalnya dengan memastikan jendela atau balkon jauh dari jangkauan anak-anak.

 

Oleh:

Kelompok 13 PKK 2 Minggu ke-4

 

REFERENSI:

Dash, H.H., & Chavali, S. (2018). Management of Traumatic Brain Injury Patients. Korean Journal of Anesthesiology, 71 (1), pp. 12–21.

Priyono, P. (2019). Asuhan Keperwatan Pada Klien Cedera Otak Berat Dengan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Di Ruang High Care Unit Rsud Bangil Pasuruan. STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. (LKTI)

Purwati, S. T. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Cedera Otak Berat Dengan Masalah Perubahan Perfusi Jaringan Serebral Diruang HCU RSUD Bangil. STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. (LKTI)

 

Pin It
Hits 2222