INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Mengenal Fetal Non Stress Test (NST) pada Ibu Hamil

  • By Rosita
  • In Lihat
  • Posted 08 June 2022

Ada beberapa pemeriksaan kesehatan pada ibu hamil salah satunya yaitu Fetal Non Stress Test atau biasa disebut NST. Non Stress Test (NST) merupakan salah satu alat kesehatan yang digunakan untuk pemeriksaan pada ibu hamil yang berfungsi untuk menilai hubungan antara gambaran detak jantung janin dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin. (Mahyu Liansyah, 2012). Di dalam NST terdapat tiga parameter yaitu, parameter Doppler, parameter pergerakan janin, dan tombol penanda.

Fungsi dari parameter doppler yaitu sebagai pendeteksi detak jantung janin di dalam kandungan sang ibu, apakah janin tumbuh normal atau tidak normal, dengan ditandai pada denyut jantungnya. Umumnya teknik yang digunakan untuk deteksi detak jantung janin dengan ultrasound (frekuensi 2MHz). Alat ini dapat secara otomatis mengukur detak jantung dengan menggunakan mikroprosesor dan output secara digital. (Lya Rapita, 2015) Sedangkan parameter pergerakan janin berfungsi untuk memonitoring setiap pergerakan janin yang ditangkap oleh sensor. Ketika janin di dalam kandungan ibu bergerak atau beraktifitas, maka pergerakan tersebut menimbulkan tekanan pada perut ibu, tekanan inilah yang nantinya akan ditangkap oleh sensor load cell. (S Mudhofar Afandy dkk, 2016)

Apa Saja Manfaat Dari NST?


1. Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran denyut jantung janin (djj) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin. Adapun penilaian NST dilakukan terhadap frekuensi dasar djj (baseline), variabilitas (variability) dan timbulnya akselerasi yang sesuai dengan gerakan/aktivitas janin (Fetal Activity Determination / FAD).

2. Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah bayi menerima cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia kandungan minimal 26-28 minggu, atau kapanpun sesuai dengan kondisi bayi.

3. Yang dinilai adalah gambaran djj dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung janin.

Kapan Tes Ini Dilakukan?


Pemeriksaan NST pada ibu hamil umumnya dilakukan setelah usia kehamilan 28 minggu atau trimester tiga. Selain itu, ada beberapa kondisi yang mengharuskan seorang ibu hamil untuk rutin melakukan tes NST, antara lain:

●Memiliki riwayat diabetes, penyakit jantung, atau kondisi medis lain yang dapat mempengaruhi kehamilan.

● Mengalami hipertensi gestasional atau preeklampsia.

● Bayi tampak kecil atau tidak tumbuh dengan baik dan kurang aktif dari biasanya.

● Seorang ibu hamil memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit cairan ketuban.

● Seorang ibu hamil harus melakukan prosedur external cephalic version (untuk mengubah posisi bayi sungsang) atau amniosentesis pada trimester ketiga (untuk memastikan jika paru-paru bayi sudah cukup matang sebelum kelahiran atau mengecek infeksi rahim).

● Ibu hamil yang pernah mengalami komplikasi pada kehamilan sebelumnya, termasuk kasus bayi meninggal pada paruh kedua masa kehamilan yang tidak diketahui penyebabnya.

● Hamil bayi kembar dengan komplikasi tertentu.

● Adanya kelainan atau cacat lahir sehingga perlu dilakukan pemantauan intensif selama kehamilan.

● Adanya masalah pada plasenta atau tali pusar yang menyebabkan bayi tidak mendapat cukup oksigen.

Cara Membaca pemeriksaan NST:


a. Reaktif, bila:

1. Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit.

2. Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit.

3. Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam 20 menit.

4. Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola “omega” pada NST yang reaktif berarti janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian.

5. Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari, tipe yang lain diulang setiap minggu.

 

b. Tidak reaktif, bila:

1. Denyut jantung basal kurang dari 120 dan lebih dari 160 kali per menit.

2. Variabilitas kurang dari 6 denyut /menit.

3. Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit.

4. Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar.

 

c. Sinusoidal, bila:

1. Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung basal

2. Tidak ada gerakan janin.

3. Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paru-paru janin matur, janin dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH.

 

d. Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif) apabila ditemukan:

1. Bradikardi

2. Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline), atau djj mencapai 90 dpm, yang lamanya 60 detik atau lebih.

 

Referensi:

Faradisa, I. S. dkk. 2017. Teknologi Pemantauan Kesejahteraan Janin Di Indonesia. ITN Malang. 

Fadila, Ihda. 2021. Mengenal Fetal Nonstress Test (NST), Tes Saat Hamil untuk Cek Kesehatan Bayi. Diakses pada tanggal 6 Juni 2021 dari web https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/prenatal/nonstress-tes-ibu-hamil/

S Mudhofar Afandy, I H. Bambang Guruh and Nugraha Priyambada Cahya . 2016. ‘Non Stresstest Tampil Pc (Doppler)’, pp. 1–8.

Mahyu Liansyah. 2012. Non Stress Test, http://keperawatankomunitas.blogspot .co.id/2012/01/non-stress-test.html (september 2015)

 

Penulis: Ida Sholihatun Nisa’ (Airlangga Nursing Journalist)
Editor: Salwa Az Zahra (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 29510