INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Waspadai Diabetes di Usia Muda

  • By Rosita
  • In Lihat
  • Posted 09 June 2022

Diabetes yang menyerang remaja umumnya adalah diabetes tipe 1 karena sel beta pankreas menghasilkan sedikit hormon insulin yang disebabkan oleh faktor keturunan dan autoimun.

Pada diabetes tipe 1, tubuh tidak cukup membuat hormon insulin. Hal ini dapat menghentikan tubuh menggunakan gula darah (glukosa), sehingga mengakibatkan penumpukan pada aliran darah. Tanpa insulin, glukosapun tidak dapat melakukan perjalanan dari darah ke dalam sel. Maka dari itu, diabetes tipe 1 di usia muda bisa memicu tingginya kadar gula darah.

Penyebabnya hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun, umumnya bisa terjadi karena sistem kekebalan tubuh secara keliru menghancurkan sel penghasil insulin.

Selain itu, Diabetes melitus tipe 2 pun bisa juga menyerang para remaja karena remaja termasuk dalam kelompok usia yang konsumtif sehingga cenderung mengkonsumsi berbagai jenis kuliner tanpa mengikuti pola hidup sehat. Diabetes melitus tipe 2 ini disebabkan oleh resistensi insulin akibat kurangnya menjaga gaya hidup sehat tetap seimbang.

Peningkatan jumlah penderita diabetes melitus yang cukup signifikan di Indonesia ini sepatutnya mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Oleh karena itu, deteksi dini pada diabetes melitus pada anak usia remaja merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk menghindari kesalahan atau keterlambatan diagnosis dan penanganan yang berujung pada kematian.

Faktor Risiko Diabetes Pada Usia Remaja:

1. Konsumsi makanan fast-food sekitar
2. Konsumsi minuman instan
3. Faktor keturunan
4. Merokok

Cara menangani diabetes di usia muda:

Cara menangani diabetes di usia muda harus disesuaikan dengan jenisnya. Penanganan yang dilakukan bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah Anda tetap berada dalam batas normal. Beberapa cara yang bisa dijadikan pilihan untuk mengatasi diabetes, diantaranya:

Suntikan insulin

Bagi penderita diabetes tipe-1, suntikan insulin merupakan obat utama karena tubuh mereka tidak mampu memproduksinya. Ada empat jenis insulin yang dapat digunakan oleh penderita diabetes. Masing-masing jenisnya dibedakan berdasarkan seberapa cepat cairan tersebut bekerja dan berapa lamakah efeknya bertahan dalam tubuh.

Jenis-jenis insulin yang bisa digunakan, meliputi:

Rapid-acting insulin: Bekerja 15 menit setelah disuntikkan, efeknya bertahan 3-4 jam
● Regular (short-acting) insulin: Bekerja 30-60 menit setelah disuntikkan, efeknya bertahan 5-8 jam
Intermediate-acting insulin: Bekerja 1-2 jam setelah disuntikkan, efeknya bertahan 14-16 jam
Long-acting insulin: Bekerja 2 jam setelah disuntikkan, efeknya bertahan hingga 24 jam
Ultra long-acting insulin: Bekerja 6 jam setelah disuntikkan, efeknya bertahan sekitar 36 jam
● Insulin campuran: Kombinasi antara intermediate-acting insulin dan short-acting insulin

Tak seperti tipe-1, penderita diabetes tipe-2 hanya membutuhkan suntikan insulin ketika kadar gula darah melebihi batas normal dan tidak dapat dikendalikan melalui pola makan sehat atau konsumsi obat-obatan.

Konsumsi obat-obatan tertentu

Untuk mengatur insulin dan mengatasi lonjakan gula darah, dokter mungkin akan meresepkan obat seperti metoformin bagi penderita diabetes tipe-2. Sementara itu, pemberian obat untuk penderita diabetes tipe-1 dimaksudkan untuk melindungi organ penting seperti jantung, ginjal, dan hati dari kerusakan.

Menerapkan pola hidup sehat

Menerapkan pola hidup sehat merupakan cara mengatasi diabetes di usia muda yang paling sederhana. Beberapa tindakan yang harus dilakukan penderita diabetes antara lain konsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, istirahat dengan cukup, hingga menghilangkan kebiasaan merokok.

 

Sumber:

Pusat Data dan Informasi (Pusdatin). 2014. InfoDATIN: Solusi dan Analisis Diabetes. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Andini, A., Sylvia A. E. (2018). STUDI PREVALENSI RISIKO DIABETES MELITUS PADA REMAJA USIA 15–20 TAHUN DI KABUPATEN SIDOARJO. Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

 

Penulis: Arya Fauzan Adam (Airlangga Nursing Journalist)
Editor: Salwa Az Zahra (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 453