INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Lebih Bahaya Bradikardia atau Takikardia?

  • By
  • In Lihat
  • Posted 25 March 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 737

Selain menandakan bahwa kita hidup, detak jantung juga dapat menjadi penanda seberapa banyak beban yang dipikul oleh tubuh. Secara normal, ketika tubuh berada dalam posisi istirahat, detak jantung akan terasa lambat. Berbeda jika kita sedang berolahraga, seperti lari misalnya, detak jantung kita tentu akan terasa lebih cepat dari biasanya, bukan? Namun, bagaimana bila jantung berdetak lebih lambat atau lebih cepat secara ekstrem? Kondisi ini dalam medis disebut dengan bradikardia dan takikardia. Manakah di antara dua kondisi tersebut yang lebih berbahaya?

Bradikardia

Bradikardia adalah kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat dari biasanya. Melambatnya detak jantung ini umumnya tidak menimbulkan gejala. Namun, jika sering terjadi dan disertai gangguan irama jantung, hal tersebut akan mempengaruhi organ dan jaringan tubuh lain yang tidak terpenuhi pasokan darahnya

Ketika pasokan darah ke organ atau jaringan tubuh terganggu, gejala yang akan muncul adalah pusing, sesak napas, nyeri dada, pingsan, kebingungan, mudah lelah, sianosis (warna kulit kebiruan), kulit pucat, gangguan penglihatan, perut terasa nyeri, sakit kepala, sakit pada rahang atau lengan, juga lemas.

Takikardia

Takikardia adalah keadaan ketika detak jantung melebihi 100 kali per menit. Kondisi percepatan detak jantung tersebut sebenarnya normal saja saat seseorang sedang berolahraga, atau sebagai respon tubuh terhadap stres, trauma, dan penyakit. Takikardia dapat dikatakan abnormal ketika serambi atau bilik jantung berdetak lebih cepat, meskipun sedang beristirahat. Terdapat beberapa jenis takikardia yang abnormal berdasarkan tempat dan penyebabnya, yaitu takikardia pada serambi atau atrium (fibrilasi atrium dan atrial flutter), dan takikardia pada bilik jantung atau ventrikel (takikardia ventrikel dan supraventrikular).

Pada saat terjadi takikardia, denyut jantung dan nadi menjadi cepat, sehingga pengidapnya dapat merasakan jantung yang berdebar, nyeri dada, kelelahan, sesak napas, pusing, bahkan pingsan.

Pada beberapa kasus, takikardia tidak menyebabkan munculnya gejala. Namun, jika kondisi tersebut dibiarkan, komplikasi serius dapat terjadi. Di antaranya adalah gagal jantung, stroke, atau henti jantung. Dengan pemberian obat dan prosedur medis, takikardia dapat dikendalikan. Kondisi takikardia yang menyebabkan komplikasi, tergantung dari penyebab dan jenis takikardia yang dialami.

Mana yang Lebih Berbahaya?

Keduanya sama-sama berbahaya dan sama-sama berisiko menimbulkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani. Lantas, seperti apa sih seharusnya detak jantung yang normal bagi manusia? Detak jantung normal seseorang berbeda-beda, tergantung usia. Berdasarkan usianya, detak jantung normal berada pada kisaran berikut:
- Dewasa: berdetak 60-100 kali dalam satu menit.
- Anak-anak usia 1-12 tahun: berdetak 80-110 kali dalam satu menit.
- Bayi (kurang dari 1 tahun): berdetak 100-160 kali dalam satu menit.

Normal tidaknya detak jantung dapat diketahui secara tidak langsung dengan menghitung denyut nadi di pergelangan tangan selama 1 menit. Namun, untuk mengetahui secara tepat, pemeriksaan ke dokter lebih dianjurkan. Perlu diingat pula bahwa selain tingkat aktivitas, kebugaran, dan obat-obatan, detak jantung juga dapat dipengaruhi oleh suhu lingkungan, posisi tubuh (misalnya duduk atau berbaring), emosi, dan postur badan.

Mengambil langkah untuk menjalani gaya hidup yang ramah jantung biasanya akan meningkatkan kesehatan tubuh secara menyeluruh. Langkah tersebut antara lain:
- Pola makan sehat yang ramah jantung, seperti diet Mediterania yang melibatkan berbagai sayur dan buah, minyak zaitun, biji-bijian, kacang, ikan, produk susu rendah/non-lemak, serta gandum utuh.
- Aktif bergerak setiap hari.
- Turunkan berat badan jika merasa perlu, dan jaga berat badan agar ideal.
- Kelola masalah kesehatan lain yang mungkin dimiliki, misalnya tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi.

Itulah sedikit penjelasan tentang bradikardia dan takikardia. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut, Anda bisa mengkonsultasikannya pada dokter.

Penulis : Fardah Dewi Rofiliah
Editor : Risky Nur Marcelina

Referensi :
Halodoc.com. (2019, 25 Februari). Diakses pada 23 Maret 2021 pada https://www.halodoc.com/artikel/bradikardia-vs-takikardia-lebih-bahaya-mana

Pin It
Hits 7196