NERS NEWS - Dibalik suksesnya agenda ECO ENZYME “Eco enzyme to create environmentally friendly products” yang digelar pada Rabu (10/08/2023), kali ini Green Nursing Corps (GEN Corps) Fakultas Keperawatan melakukan pemanenan Eco enzyme perdana. Eco enzym yang dipanen merupakan produk hasil demonstrasi yang telah dilakukan oleh seluruh peserta dalam agenda pada bulan Agustus silam. Hingga saat ini, telah dikemas sebanyak 75 botol hasil pemanenan perdana pada Selasa (19/03/2024) dan akan bertambah pada pemanenan kedua pekan depan.
Sebagai hasil fermentasi limbah organik, faktanya eco enzym memiliki bermacam manfaat. Melansir dari laman resmi Kemenkes, eco enzyme merupakan cairan serbaguna yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari. Selain dapat dimanfaatkan sebagai cairan pembersih rumah, eco enzyme juga dapat dimanfaatkan sebagai pengganti deterjen, untuk mencuci buah dan sayur, spray ruangan, obat luar untuk rawat luka, pupuk tanaman, bahkan sebagai pengusir hama.
Berkaitan dengan eco enzyme yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal nampaknya mengundang banyak tanda tanya. Hal ini karena eco enzyme mengandung berbagai mikroba baik, enzim, mineral, dan metabolit sekunder. Pada prinsipnya eco enzyme mempercepat reaksi biokimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna dalam pemanfaatan sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini merupakan salah satu cara penanganan manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk menghasilkan cairan yang bermanfaat bagi kita.
Muhammad Nurriyanto, selaku Ketua Umum GEN Corps memaparkan bahwa sebagai organisasi pengkaji lingkungan, harapannya GEN Corps dapat menjadi organisasi di garda terdepan dalam memotori berbagai isu lingkungan terlebih dalam kacamata keperawatan. Langkah konkret yang diambil GEN Corps dalam pemanfaatan limbah organik diharapkan tidak cukup sampai disini. Bahkan kedepannya akan lahir berbagai produk berbasis eco enzym yang diinisiasi oleh anggota GEN Corps.
Kegiatan berbasis pemanfaatan limbah organik seperti ini nampaknya belum begitu terdengar luas di kalangan masyarakat. Sehingga perlu banyak dukungan baik dekanat, mahasiswa, dosen, seluruh civitas akademika, bahkan semua masyarakat yang sedikitnya mengerti terkait pemanfaatan limbah semacam ini untuk bisa melakukan aksi nyata di lingkungannya.
“Keberlanjutan ini harus dipertahankan ke generasi selanjutnya. Jangan sampai sebagai kaum intelektual kita menutup mata dan enggan mengotori tangan untuk sesuatu yang berdampak nyata bagi lingkungan”, pungkasnya.
Penulis : Muhammad Nurriyanto
Editor : Salwa Az Zahra (Airlangga Nursing Journalist)
