INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Kegiatan Khitan di Gili Iyang: Kolaborasi Civitas FKp Unair Bersama Mahasiswa Internasional Dalam Pengabdian Masyarakat

  • By Salwa Az Zahra
  • In Ners News
  • Posted 28 September 2024

NERS NEWS - Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, kegiatan khitan menjadi salah satu inisiatif penting yang tidak hanya mendukung nilai-nilai kesehatan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dalam komunitas. Di Gili Iyang, sebuah pulau kecil yang dikenal akan keindahan alam dan kadar oksigen yang tinggi, kegiatan khitan diselenggarakan oleh Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga bekerja sama dengan mahasiswa internasional, menjadi momen berharga bagi penduduk setempat. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan yang esensial, tetapi juga untuk memperkenalkan mahasiswa internasional terhadap budaya dan tradisi masyarakat Indonesia.

Kegiatan dilaksanakan pada Jumat (27/09/2024) dimulai pukul 09.00 WIB, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga  bersama mahasiswa internasional melaksanakan kegiatan khitan bagi anak-anak di Gili Iyang. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang berlangsung sukses dengan dukungan praktisi kesehatan yang berpengalaman. Proses khitan dipimpin oleh Teguh Dwi Saputro, S.Kep., M.Kep., dan Ach. Masykur, S.Kep., Ns., M.Kep., yang memiliki sertifikasi di bidang khitan.

Para dosen FKp Unair, yakni Dr. Esti Yunitasari, S.Kp., M.Kes., Dr. Andri Setiya Wahyudi, S.Kep., Ns., M.Kep., dan Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.Kes., turut mendampingi dan memastikan kelancaran kegiatan. Kader kesehatan wilayah setempat juga turut menemani selama proses khitan. Selain itu, mahasiswa FKp Unair dan mahasiswa internasional juga berperan aktif dalam mendukung kegiatan ini. Tim menyampaikan informasi pada guru sekolah dan siswa sekolah dasar di pulau Gili Iyang, tentang kegiatan khitan.

Sebelum proses khitan dimulai, tim memberikan orientasi kepada keluarga dan anak-anak mengenai tahapan khitan serta perawatan pasca-khitan. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa Madura, dipandu oleh Dr. Andri Setiya Wahyudi, yang merupakan putra daerah. Selain itu, dua mahasiswa asal Brunei memberikan penjelasan yang disesuaikan dengan kemampuan bahasa masyarakat lokal.

Mahasiswa asal Brunei juga memberikan edukasi terkait perawatan luka pasca-khitan, yang meliputi anjuran untuk tidak membasahi luka selama tiga hari, pemberian obat secara teratur setiap empat jam, serta mengenali tanda-tanda infeksi. Tim juga menyediakan kontak yang bisa dihubungi jika terdapat pertanyaan atau keluhan selama proses penyembuhan.

Selain membantu praktisi medis sebagai asisten, mahasiswa FKp Unair berperan dalam mendampingi proses khitan. Mahasiswa asal Finlandia berkontribusi dengan menghibur anak-anak yang akan disunat melalui pembuatan origami, yang berhasil mengurangi ketegangan sebelum tindakan medis.

Kegiatan sunatan ini mencerminkan kerja sama yang solid antara tim pengabdian FKp Unair, mahasiswa internasional, dan masyarakat Gili Iyang. Selain memberikan layanan kesehatan yang esensial, kegiatan ini juga mempererat hubungan dengan masyarakat setempat dan memberikan edukasi kesehatan kepada keluarga, sehingga memastikan perawatan pasca-khitan dilakukan dengan baik.

Anak-anak yang menjalani khitan tampak senang, karena prosesnya cepat dan rasa sakit yang dialami minimal. Mereka juga merasa gembira mendapatkan mainan dan snack kotak setelah khitan. “Tidak sakit dan senang dapat mainan”, Ujar salah satu anak setelah menjalani khitan.

Dengan semangat pengabdian dan kolaborasi, kami berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di kalangan masyarakat.

 

Editor : Salwa Az Zahra (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 28

Berita Terbaru