INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

KEGIATAN SITUS PURBAKALA DEWI SRI AKIBAT PANDEMI COVID-19

  • By
  • In Lihat
  • Posted 30 March 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 738

Kabar berita terbaru mengenai dampak COVID-19 kali ini. Disini saya akan menuliskan sedikit artikel tentang kegiatan situs dewi sri akibat pandemi COVID-19 yang terjadi di desa saya sendiri.

Di Kabupaten Magetan kurang lebih berjarak 17 Km dari pusat Kabupaten Magetan tepatnya di Kecamatan Nguntoronadi terdapat sebuah desa yang bernama Desa Simbatan. Desa tersebut mempunyai tiga dusun yaitu dusun simbatan wetan sebagai pusat balai desa, dusun yang kedua yaitu dusun ngesut, dan yang ketiga yaitu dusun simbatan kulon. Situs purbakala petirtaan dewi sri tersebut terletak di dusun simbatan kulon. Dalam ciri arkeolog nya situs purbakala petirtaan dewi sri menurut peneliti merupakan peninggalan Mataram Kuno. Konon, masyarakat setempat memercayai bahwa situs purbakala petirtaan dewi sri merupakan pusat bagi kehidupan pangan desa setempat. Sebab mereka meyakini bahwa dewi sri merupakan dewi padi sehingga memberikan kemakmuran bagi masyarakat setempat. Menurut sesepuh desa setempat juga konon, air di situs petirtaan dewi sri dapat menyembuhkan penyakit gatal manusia.

Dari manfaat yang didapat oleh masyarakat, ternyata di situs purbakala petirtaan dewi sri terdapat sebuah arca di bilik utama yaitu terdapat di tengah petirtaan. Arca sosok perempuan dengan mahkota tersebut diyakini oleh masyarakat setepat bahwa arca tersebut adalah arca dewi sri atau dewi padi. Sedangkan arca dipinggiran mengitari petirtaan dewi sri menurut masyarakat arca tersebut adalah dayang-dayang dewi sri. Konon, menurut orang pintar desa setempat situs purbakala petirtaan dewi sri tersebut merupakan kerajaan besar ghaib yang terletak di desa Simbatan. Sehingga masyarakat desa setempat melestarikannya sebab situs tersebut juga meruapakan peninggalan kerajaan Mataram Kuno konon.

Menurut masyarakat, mereka dalam melestarikan budaya situs purbakala tersebut dengan mengadakan bersih desa yang biasanya dilakukan pada Jumat Pahing bulan Sura dalam kalender Jawa. Dalam acara tersebut biasanya dihadiri dinas kebudayaan Kabupaten Magetan, bapak camat, dan kepala desa di seluruh Kecamatan Nguntoronadi. Dalam melakukan acara biasanya 3 hari berturut. Dala bersih desa biasanya air pada petirtaan dewi sri dibuang dengan mengalirkannya ke sawah setempat supaya arca dewi sri dapat terlihat oleh pendatang ataupun masyarakat setempat. Setelah pengaliran air biasanya saat malam awal acara dibuka dengan tasyakuran supaya acara tersebut berjalan dengan lancer. Tidak kalah penting, dalam acara bersih desa dari sesepuh hingga sekarang selalu diadakan joget lele. Dalam melakukan joget lele biasanya diiringi dengan tabuhan krawitan yang dilestarikan Desa Simbatan sendiri. Dalam iringannya tidak lupa adanya kledek yaitu penjoget perempuan yang bianya sekaligus bernyanyi. Adapun acara lainnya yaitu pertunjukan festival batik ciprat khas Desa Simbatan yang membuat para disabilitas desa simbatan. Biasanya dalam festival pertunjukan batik ciprat yang memperagakan atau modelnya berasal dari SMK 1 MAGETAN. Setiap bulan Sura kalender Jawa bersih desa tersebut selalu dilakukan dengan meriah. Bahkan tahun kemarin ada pendeta dari agama hindu yang berasal dari Bali melakukan penyucian di situs purbakala petirtaan dewi sri.

Akan tetapi ketika pandemi COVID-19 melanda ada beberapa acara ditiadakan mengingat protokol kesehatan pemerintah yang harus menjaga jarak minimal 1 meter. Saat COVID-19 melanda dalam acara tersebut hanya terlaksana yaitu tasyakuran yang dilakukan di situs purbakala petirtaan dewi sri di siang jumat pahing. Dalam acaranya hanya perangkat desa yang diperbolehkan dalam tasyakuran untuk mengingat protokol kesehatan tersebut. Masyarakat pun agak kecewa dengan kondisi tersebut. Akan tetapi mau bagaimana lagi, kita harus menaati protokol kesehatan demi kebaikan semua.

Penulis: Karisna Kusumawati

Pin It
Hits 967