INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

PEMENUHAN NUTRISI PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DENGAN DIABETES MELITUS

  • By
  • In Lihat
  • Posted 07 May 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 737

Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini dapat menular melalui udara, dengan mudah menular dari satu orang ke orang lain. Pada orang terinfeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis terjadi gangguan sistem kekebalan pada tubuh. Gangguan sistem kekebalan tubuh pada kondisi yang parah akan menyebabkan penurunan status gizi yang dapat disebabkan oleh karena kurangnya asupan makanan yang disebabkan oleh hilangnya nafsu makan, penurunan penyerapan nutrisi, dan meningkatnya penggunaan zat gizi dalam tubuh. Gizi merupakan faktor pendukung bagi penanggulangan penyakit infeksi seperti Tuberkulosis, maka gizi yang seimbang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan penyakit Tuberkulosis.

Beberapa pasien TB Paru dapat pula ditemukan penyakit penyerta lainnya, salah satunya Diabetes Mellitus. Pasien dengan Diabetes Mellitus mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terserang penyakit infeksi. Adanya kelainan sel imun dan fungsi fagosit (penghancuran patogen/bakteri) yang menyebabkan seseorang menjadi mudah terserang infeksi, penyebabnya berhubungan dengan hiperglikemia (kadar gula darah berlebih) (Noor, 1999).

Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang memengaruhi produksi energi tubuh dengan ciri kelebihan kadar gula darah yang terjadi karena kelainan pengeluaran hormon insulin (American Diabetes Association (ADA), 2010). Berbagai keluhan/gejala dapat ditemukan pada pasien Diabetes Mellitus (DM). Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan sebagai berikut :
a.Keluhan klasik DM berupa : poliuria (kencing berlebih), polidipsia (haus berlebih), polifagia (makan berlebih) dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
b.Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae (gatal disekitar selangkangan) pada wanita. (PERKENI, 2011).

Pada pasien TB Paru dan disertai Diabetes Mellitus (DM) perlu melakukan pengaturan makanan yang dikonsumsi. Pengaturan makanan/diet merupakan pilar utama terapi DM, hal ini dikarenakan makanan berhubungan langsung dengan peningkatan dan penurunan kadar glukosa darah. Namun dalam pelaksanaan pengaturan makanan/diet DM masih terdapat kendala utama yaitu tingkat kepatuhan diet pasien terhadap penerapan diet DM. Pengaturan makanan pada pasien DM yaitu 3 J (Jadwal, Jumlah dan Jenis Makanan).
1.Jadwal makan terdiri dari 3x makan utama dan 2-3x makanan selingan mengikuti prinsip porsi kecil.
2.Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan BB (berat badan) memadai yaitu BB yang dirasa nyaman untuk diabetesi. Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan hasil konsultasi dengan ahli gizi.
3.Jenis makanan utama yang dikonsumsi dapat disesuaikan dengan konsep makan model T, yaitu kelompok sayuran (ketimun, labu siam, tomat, wortel, bayam); karbohidrat (nasi, kentang, jagung, ubi, singkong); dan protein (ikan telur, tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah). Pengolahan bahan-bahan makanan ini tidak menggunakan gula, garam, dan lemak yang berlebih.

Makanan yang perlu dihindari dan dibatasi, meliputi :
1.Makanan yang banyak mengandung banyak gula sederhana : Gula pasir, gula jawa, sirup, jelly, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim.
2.Mengandung banyak lemak : Cake, makanan siap saji (fast food), goreng-gorengan.
3.Mengandung banyak natrium/garam : Ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan.

Untuk memudahkan pasien TB Paru dengan DM dalam menjalankan pengaturan makanan dan kualitas hidup yang lebih baik, terdapat petunjuk hidup sehat diabetes :
1.Glucose: batasi konsumsi gula
2.Lipid: usahakan dislipidemia (ketidakseimbangan kadar lemak dalam darah)
3.Uric acid: batasi makanan tinggi purin untuk cegah asam urat (jeroan, melinjo, daun melinjo)
4.Cigarette: stop merokok
5.Obesity: cegah kegemukan
6.Stress: tidur minimal 6 jam sehari untuk meredam stress
7.Alcohol abuse: stop minum alkohol
8.Hypertension: cegah konsumsi garam berlebih
9.Inactivity: gerak badan teratur
10.Regular check-up terutama untuk usia > 40 tahun
11.Kumur-kumur sesudah makan: sisa makanan sebagai sumber infeksi.

Dengan menerapkan pola makan/diet DM secara konsisten dan teratur serta minum obat anti TBC secara teratur, didukung dengan pola hidup sehat diabetisi, maka diharapkan penyakit TB Paru dapat sembuh total dan pasien dapat mengendalikan penyakit Diabetes Mellitus sebagai suatu penyakit metabolik yang bersifat menetap.

Penulis: Kelompok 2 Program Pendidikan Profesi Ners FKp Unair Angkatan B22
Editor : Titis Nurmalita

Referensi :
•Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Pelayanan Gizi Pada Pasien Tuberkulosis. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
•Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Pola Makan Diet DM dengan Aturan 3J (Jumlah, Jenis, dan Jadwal Makan). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
•Prayogi, Nirmala Astri . 2015. Management Of Pulmonary Tuberculosis With Diabetes Mellitus On 52 Years Old Male Patient. J Agromed Unila. Volume 2 Nomor 1. Faculty of Medicine, Universitas Lampung.

Pin It
Hits 3129