INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Apakah Obat Aminofilin Memiliki Peluang dalam Manajemen Covid-19?

  • By
  • In Lihat
  • Posted 17 May 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 735

Pneumonia COVID-19 adalah penyakit menular yang mematikan, namun sampai saat ini masih belum ada bukti terapi untuk menangani COVID-19. Masalah oksigenasi dan ventilasi dapat menyebabkan kematian lebih cepat terjadi, sehingga membutuhkan bantuan ventilator di unit perawatan intensif (ICU). Teofilin memiliki sifat antivirus terhadap Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS COV-2) dan memiliki efek bronkodilator dan imunomodulator. Kasus berikut ini, kami memberikan aminofilin pada pasien COVID-19 yang mengalami desaturasi oksigen setelah intubasi.

Laki-laki berusia 36 tahun, dengan berat badan 70 kg, dan tinggi 172 cm yang di rawat di ruang ICU karena COVID-19. Respiratory rate sebelum diberikan terapi oksigen adalah 40 kali/menit dan pulse oximetry 94%, sehingga diberikan terapi oksigen non rebreathing mask. Analisis gas darah juga diperiksa untuk memastikan kecukupan oksigen dalam tubuh. Setelah 9 jam observasi di ICU, terapi oksigen diubah dengan high flow nasal cannula (HFNC). Nilai ambang batas siklus (cycle treshold) reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR) nasofaring pada 12 September 2020 adalah E 30.30, RdRp 35.97, dan N 34.03.

Ventilator kontrol mekanis digunakan setelah 5 hari menggunakan HFNC. Aminofilin diberikan ketika kami tidak mencapai nilai yang baik dalam pemeriksaan saturasi oksigen perifer. Secara perlahan, kami dapat menghentikan penggunaan ventilator kontrol mekanis setelah pemberian aminofilin. Hipotesis pertama kami mengenai peningkatan saturasi yang terjadi setelah pemberian aminofilin adalah mengatasi bronkospasme pasca intubasi. Walaupun secara klinis, kami tidak mendengar mengi sebagai tanda bronkospasme, tetapi pemberian aminofilin selama tujuh hari memberikan hasil luaran yang sangat baik. Hal ini kemungkinan disebabkan karena aminophiline juga memiliki efek sebagai imunomodulator. Dari pemeriksaan radiografi dada masih belum menunjukkan perbaikan, tetapi tanda klinis menunjukkan perbaikan.

Pada COVID-19, ada pelepasan besar-besaran dari sitokin proinflamasi. Sitokin proksimal seperti tumor necrosis factor-alpha (TNF-a), interleukin 6 (IL-6) diduga sangat tinggi pada kasus COVID-19. Teofilin adalah inhibitor efektif terhadap TNF-α dan IL-6 yang dilepaskan oleh monosit manusia. Kasus yang kami tangani kemungkinan besar disebabkan oleh efek imunomodulasi dari aminofilin yang kami berikan. Aminofilin dapat menjadi agen terapeutik tambahan dengan kegunaan potensial dalam COVID-19.

 

Sumber: http://news.unair.ac.id/2021/05/05/apakah-obat-aminofilin-memiliki-peluang-dalam-manajemen-covid-19/

Penulis: Dr. Anna Surgean Veterini, dr., Sp.An.KIC

Veterini, A. S., Andriyanto, L., Hamzah. (2021). A case report: Does aminophylline have opportunity in COVID-19 management?. Critical Care and Shock, 24:46-51.

Pin It
Hits 541