INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Porphyromonas Gingivalis pada Penyakit Periodontitis

  • By
  • In Lihat
  • Posted 18 June 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 735

Selama Pandemi Covid-19 banyak literatur yang menghipotesiskan hubungan antara tingkat keparahan gejala pasien dengan kondisi gangguan sistemik seperti diabetes, obesitas, usia lanjut, dan hipertensi. Selain itu ada banyak hipotesa etiologi Covid-19, tetapi mekanisme penyebab atau hubungan sebab akibat masih belum dapat dijelaskan dengan tepat. Keparahan COVID-19 yang utama terkait dengan badai sitokin (Cytokine storm), ternyata sitokin yang terkait mirip dengan sitokin dan sel-sel yang terlibat dalam periodontitis. Di Indonesia, berdasarkan RISKESDAS 2018, penderita periodontis adalah 74.1% (KEMENKES 2018). Periodontis tidak nyeri, kecuali dalam keadaan akut, sehingga penderita tidak menyadari bila masih ringan. Akibatnya, banyak pasien yang tidak rutin check-up ke dokter gigi hanya datang bila timbul gejala yang mengganggu, sangat mungkin sudah menderita periodontitis sedang sampai parah.

Saat ini, masa pandemi Covid-19, ketakutan kontak dengan orang, lingkungan sekitar, apalagi ke dokter gigi bukan hal yang aneh. Apalagi baik calon pasien dan dokter gigi sendiri takut dengan aerosol produk preparasi (pengeburan) gigi dan pembersihan karang gigi. Dengan demikian, bila benar periodontitis salah satu faktor resiko Covid-19 maka di Indonesia orang yang beresiko cukup banyak (74.1%). Secara mikrobiologi dan imunologi, pada penderita periodontitis banyak terdapat Porphyromonas gingivalis didalam saku gusi; selain itu memiliki lebih banyak sel imun pro-inflamasi makrofag (makrofag M1), produsen sitokin pro-inflamasi seperti interleukin 6 (IL-6), sejenis yang terdapat dalam badai sitokin dibandingkan makrofag M2 produsen anti-inflamasi seperti interleukin 10 (IL-10).

Dari beberapa mekanisme ini dapat di jelaskan hubungan antara COVID-19 dan penyakit periodontal melalui profil sitokin, keseimbangan mikroba, dan homeostasis makrofag M1 / ​​M2. Penyakit periodontitis mengurangi peran makrofag M2 yang menghambat kejadian badai sitokin dan respons imun Th2 akan mengurangi efektivitas eliminasi virus. Karena itu pemeliharaan kebersihan mulut dan perawatan periodontal adalah wajib di era COVID-19 untuk meningkatkan sistim imun terhadap virus pada umumnya dan SARS-COV2 pada khususnya. Tidak perlu takut ke dokter gigi karena para dokter gigi sudah menggunakan protokol kesehatan pandemi Covid-19 dalam menangani pasien. Secara umum, kegiatan WFH (work from home) dan daring juga berkontribusi terhadap penurunan daya tahan atau imun secara umum maupun lokal pada rongga mulut karena paparan Ultra Violet B dari sinar matahari akan meningkatkan vitamin D suatu stimulator sistim imun. Karena kegiatan diluar ruangan seperti, berjalan kaki, olahragai dan lain-lain berkurang, akibatnya kesehatan periodontalpun tidak maksimal sehingga pertumbuhan bakteri patogen periodontal termasuk P. gingivalis lebih banyak sehingga lebih mudah terjadi periodontitis.

 

Sumber: http://news.unair.ac.id/2021/04/23/porphyromonas-gingivalis-pada-penyakit-periodontitis/

Sumber gambar: Halodoc

Penulis: Haryono Utomo, Evans Witjaksana, Chiquita Prahasanti

Link jurnal: Porphyromonas gingivalis in Periodontitis : A forgotten Enemy behind COVID-19 Pandemic

 

Pin It
Hits 439