INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Faktor Risiko Kematian Neonatal pada Ibu Pekerja di Indonesia

  • By
  • In Lihat
  • Posted 02 July 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 735

Kematian neonatal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur 28 hari. Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kelahiran hidup yang meninggal dalam 28 hari pertama kehidupan, per 1.000 kelahiran hidup pada tahun tertentu. Secara umum, kematian neonatus disebabkan oleh faktor endogen, yaitu faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tua pada saat konsepsi atau selama kehamilan, serta kondisi selama dan setelah melahirkan seperti terjadinya infeksi nosokomial dari bangsal, atau karena penyakit pendarahan pada bayi baru lahir.

Data global pada tahun 2018 menunjukkan bahwa 2,5 juta anak meninggal pada bulan pertama kehidupan mereka, dimana sekitar 7000 kematian bayi baru lahir terjadi setiap hari dengan sekitar sepertiga meninggal pada hari kelahiran dan hampir tiga perempat dari mereka meninggal dalam minggu pertama kelahiran. kehidupan. Kematian neonatus menurun lebih lambat dibandingkan kematian pada anak usia 1-59 bulan. Indonesia mencatat angka kematian neonatal yang cukup tinggi. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 melaporkan bahwa Angka Kematian Neonatal di Indonesia mencapai 15 neonatus per 1000 kelahiran hidup. Pencapaian ini lebih tinggi dari pencapaian yang dicatat oleh negara-negara di kawasan.

Ibu pekerja dicurigai memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kematian neonatus karena tugas rangkapnya untuk mendukung kebutuhan keluarga sehari-hari sehingga aktivitas perawatan kehamilan tidak dapat dijalankan secara optimal. Penelitian sebelumnya menginformasikan bahwa pekerja perempuan memiliki risiko 1,52 kali lebih besar untuk mengalami kematian neonatus dibandingkan perempuan yang tidak bekerja. Hal inilah yang melatarbelakangi perlunya dilakukan kajian terhadap faktor risiko kematian neonatus pada ibu pekerja wanita di Indonesia. Hasil kajian ini diharapkan akan memberikan informasi penting bagi perencana kesehatan masyarakat agar dalam memprioritaskan program kesehatan didasarkan pada evidence yang ada di masyarakat.

Informasi yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemiskinan merupakan salah satu faktor risiko kematian neonatus pada ibu pekerja di Indonesia. Temuan informasi yang sama juga ditemukan pada penelitian sebelumnya. Temuan lain dalam penelitian ini menginformasikan bahwa kelompok terkaya ternyata juga masih memiliki risiko kematian neonatus, meskipun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan kelompok lainnya. Informasi ini menunjukkan bahwa status ekonomi keluarga, pada tingkat apapun, tetap memiliki risiko kematian neonatal, meskipun tingkat risikonya berbeda. Pendekatan program yang lebih komprehensif untuk menurunkan angka kematian neonatus perlu dirancang dengan memperhatikan kelompok prioritas berdasarkan status sosial ekonomi tersebut.

Alasan pekerja perempuan meninggalkan anaknya untuk kembali bekerja lebih awal setelah melahirkan adalah tuntutan untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Kondisi ini juga menjelaskan banyaknya angka kematian neonatal pada kelompok ibu bekerja dengan status ekonomi termiskin, dan miskin. Tekanan untuk mencari nafkah lebih besar dalam kelompok miskin. Pemberian cuti berbayar bagi ibu bekerja merupakan salah satu inisiatif dalam program penurunan kematian neonatal yang direkomendasikan oleh WHO dan ILO. Output berupa tingkat kesehatan ibu dan bayi ditemukan lebih baik untuk ibu bekerja yang menerima cuti hamil berbayar lebih lama.

Data penelitian ini juga menunjukkan kematian neonatus didominasi oleh ibu pekerja multipara, dan memiliki kunjungan ANC yang tidak lengkap ( Temuan penelitian ini sejalan dengan anjuran pemerintah Indonesia yang menyatakan bahwa ANC selama kehamilan dilakukan minimal 4 kali yaitu pada trimester pertama 1 kali, pada trimester kedua 1 kali, dan pada trimester ketiga 2 kali. Informasi ini juga menegaskan hasil penelitian sebelumnya di beberapa negara bahwa ANC merupakan determinan positif untuk mencegah kematian neonatus. Sementara itu, sebuah penelitian di Afghanistan menginformasikan bahwa ANC yang dilakukan oleh tenaga terampil menurunkan risiko kematian neonatus hingga 0,7 kali dibandingkan dengan tenaga non terampil.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada 2 aspek yang menjadi faktor risiko kematian neonatus pada ibu pekerja di Indonesia. Kedua faktor tersebut adalah kemiskinan dan ketidaklengkapan ANC. Hasil penelitian ini penting bagi pengambil kebijakan di Indonesia. Pengambil kebijakan memiliki sasaran kebijakan spesifik untuk akselerasi menurunkan kematian neonatal, yaitu ibu pekerja yang miskin dan melakukan kunjungan kurang dari standar. Disarankan agar pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dapat mendorong perusahaan yang mempekerjakan ibu pekerja perempuan untuk memfasilitasi proses ANC saat hamil, terutama bagi ibu pekerja perempuan miskin. Ibu yang bekerja di sektor formal perlu mendapatkan cuti melahirkan minimal 12 minggu setelah melahirkan untuk memberikan kesempatan bagi ibu untuk merawat bayinya. Bagi ibu yang bekerja di sektor informal perlu dipikirkan penyediaan jaring pengaman sosial berupa tunjangan tunai ibu yang dapat dilaksanakan bersama dengan Jaminan Kesehatan Nasional. Kebijakan ini diperlukan untuk menurunkan kematian neonatus di Indonesia.

 

Sumber: http://news.unair.ac.id/2021/07/02/faktor-risiko-kematian-neonatal-pada-ibu-pekerja-di-indonesia/

Sumber gambar: IDN Times Jatim

Penulis: Ratna Dwi Wulandari

Artikel lengkap dapat diunduh pada tautan berikut:

http://ijop.net/index.php/mlu/article/view/2418

 

Pin It
Hits 437