INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Hipospadia

  • By
  • In Lihat
  • Posted 03 July 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 738

Penyakit hipospadia adalah kelainan bawaan pada anak laki-laki, ditandai dengan posisi anatomi pembukaan saluran kemih dibagian ventral atau bagian anterior penis. Bentuk pada penis berbeda dengan bentuk penis normal yaitu penis biasanya melengkung dan ukurannya lebih kecil dari ukuran penis normal (Jerry dkk, 2016).

Penyebab

Penyebabnya penyakit hipospadia sebenarnya sangat multi faktor dan sampai sekarang belum diketahui penyebab pasti dari hipospadia. Namun, ada beberapa faktor yang oleh para ahli dianggap paling berpengaruh antara lain:
1. Gangguan dan ketidakseimbangan hormone
Hormon yang dimaksud adalah hormon androgen yang mengatur organogenesis kelamin (pria). Atau bisa juga karena reseptor hormon androgen nya sendiri di dalam tubuh yang kurang atau tidak ada.
2. Genetika
Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena mutasi pada gen yang mengodesintesis androgen tersebut, sehingga ekspresi dari gen tersebut tidak terjadi.
3. Prematuritas
Peningkatan insiden hipospadia ditemukan di antara bayi yang lahir dari ibu dengan terapi estrogen selama kehamilan. Prematuritas juga lebih sering dikaitkan dengan hipospadia.
4. Lingkungan
Faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.

Gejala

Menurut Departement of Urology (2016) gambaran klinis pada hipospadia bervariasi sesuai dengan derajat kelainan, seperti:
1. Kesulitan atau ketidakmampuan berkemih secara posisi berdiri.
2. Chordee (melengkungnya penis) dapat menyertai hipospadia.
3. Hernia inguinalis atau testis tidak turun dapat menyertai hipospadia.
4. Lokasi meatus urin yang tidak tepat dapat terlihat pada saat lahir.
5. Kulit luar bagian ventral lebih tipis bahkan bisa tidak ada, kulit luar di bagian dorsal ini biasanya akan menebal dan terkadang membentuk seperti tudung.
6. Keluhan utama pada klien hipospadia ditimbulkan adanya pancaran urin yang melemah ketika berkemih, nyeri saat ereksi dan gangguan saat berhubungan seksual.

Klasifikasi

Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi meatus urethra (Hadidi, 2004):
1) Anterior atau hipospadia distal (meatus urethra terletak di gland penis), pada hipospadia derajat 1 ini letak meatus urethra eksterna dapat dibagi menjadi :
- Hipospadial sine: curvatura ventral penis dengan letak meatus urethra eksterna normal, jenis ini sering dianggap hipospadia yang bukan sebenarnya.
- Glandular: lubang kencing sudah berada pada kepala penis hanya letaknya masih di bawah kepala penis.
- Sub-coronal: lubang kencing berada pada sulcus coronarius penis (cekungan kepala penis).
2) Middle shaft atau intermediate hipospadia, yang disebut hipospadia derajat 2, juga dapat dibagi berdasar letak meatus urethra menjadi :
- Distal peneana: lubang kencing berada di bawah ujung batang penis.
- Mediana: lubang kencing berada di bawah bagian tengah batang penis.
- Peneana proksimal: lubang kencing berada di bawah pangkal penis.
3) Hipospadia posterior atau proksimal atau derajat 3 dibagi menjadi :
- Peno scrotal: lubang kencing terletak diantara buah zakar (skrotum) dan batang penis
- Scrotal: lubang kencing berada tepat di bagian depan buah zakar.
- Perineal: lubang kencing berada di antara anus dan buah zakar.

Penatalaksanaan Hipospadia

1) Teknik Operasi Hipospadia
Teknik pembedahan hipospadia telah dikenal memiliki beberapa macam teknik. Pada umumnya operasi hipospadia dilakukan dengan tahap berikut.
a. Chordectomy atau orthoplasty. Yaitu dilakukan eksisi chordee dari muara uretra sampai glans penis.
b. Uretroplasti yaitu membuat muara uretra eksterna di ujung glans penis.

2) MAGPI (Meatal Advancement and Glanuloplasty Incorporated)
Teknik MAGPI ini dapat digunakan untuk pasien dengan hipospadia glanular dan subcoronal. Pada teknik MAGPI dilakukan sayatan keliling subcoronal sekitar dari proksimal ke meatus uretra.

3) TIP (Tubularized Incised Plate)
Tubularized Incised Plate (TIP) adalah teknik modifikasi yang ditemukan oleh Snodgrass. Teknik ini biasanya dipakai untuk mengkoreksi hipospadia yang muara uretranya ada di midshaft, atau shaft penis yang letaknya di distal. Prinsip dasar teknik ini adalah membuat insisi garis tengah sampai ke urethral plate yang disesuaikan sehingga bidang yang dihasilkan dapat dibuat suatu neourethra.

4) Onlay Island Flap
Teknik onlay island flap berevolusi dari transverse preputial island flap yang dapat dilakukan dengan diseksi jaringan subkutan kulit penis dan plikasi garis tengah pada bagian dorsal (Kraft et al., 2010).

 

Sumber
Desy,P. (2017). “Hubungan Tipe Hipospadia, Usia dan Teknik Operasi Terhadap Komplikasi Fistula Uretrokutaneus Pada Kasus Hipospadia Anak”. Universitas Jember. https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/85037/Desy%20Pratiwi%20Widjajana%20-%20142010101015_.pdf?sequence=1&isAllowed=y.
Limatahu, Nurfitrianasari, Mendy Hatibie Oley, and Alwin Monoarfa. (2013). "Angka Kejadian Hipospadia Di RSUP Prof Dr. RD Kandou Manado Periode Januari 2009-Oktober 2012". e-CliniC1.2.
Tangkudung, F.Jerry, S. Yudha Patria, dan Eggi Arguni. (2016). "Faktor Risiko Hipospadia pada Anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta". Sari Pediatri 17.5:396-400. [online]. https://urologi.ucsf.edu/research/children-studytreatment-hypospadias

Pin It
Hits 20755