INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Vitiligo

  • By
  • In Lihat
  • Posted 10 July 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 738

Beberapa orang mungkin belum mengetahui tentang vitiligo. Vitiligo sendiri adalah kelainan kulit depigmentasi, ditandai dengan hilangnya melanosit secara selektif, yang pada gilirannya menyebabkan pengenceran pigmen di area kulit yang terkena.Lesi yang khas adalah makula amelanotik, tidak berkapur, putih berkapur dengan tepi yang berbeda. penyakit kulit vitiligo memiliki manifestasi klinis yang khas berupa makula dan patch depigmentasi akibat terjadinya kematian melanosit.

Penyebab dan Faktor Risiko Vitiligo

Pada penderita vitiligo sel pigmen penghasil warna tubuh berhenti memproduksi warna atau pigmen tubuh. Akibatnya, muncul bercak putih di kulit dan uban pada rambut. Belum diketahui mengapa sel pigmen berhenti memproduksi zat pigmen tubuh, namun kondisi tersebut diduga terkait dengan sejumlah faktor berikut:
• Kelainan genetik yang diturunkan.
• Penyakit autoimun, yaitu suatu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel tubuh yang sehat, termasuk sel pigmen tubuh.
• Stres, kulit terbakar akibat sinar matahari, atau paparan bahan kimia yang juga diduga dapat memicu terjadinya vitiligo.

Tanda dan Gejala Vitiligo

Tanda dan gejala vitiligo yang paling sering dijumpai adalah makula atau patch depigmentasi berwarna seperti susu atau putih yang dikelilingi oleh kulit normal. Lesi vitiligo memiliki batas yang tegas dan berbentuk bulat, oval, ireguler, atau linear. Lesi membesar secara sentrifugal dengan cepat maupun lambat. Terdapat pula beberapa lesi khas vitiligo seperti confetti-like macules, vitiligo trikroma, dan vitiligo inflamasi, selain itu pada vitiligo dapat pula ditemukan adanya fenomena Koebner.

Penatalaksanaan Vitiligo

1. Terapi Topikal (Terapi Lini Pertama)

Direkomendasikan aplikasi kortikosteroid topikal poten sekali sehari seperti betametason valerat 0,1% dan klobetasol propionat 0.05%. Penggunaan inhibitor kalsineurin topikal seperti pimekrolimus atau takrolismus terutama untuk daerah wajah dan leher merupakan alternatif penggunaan kortikosteroid topikal. Aplikasi inhibitor kalsineurin topikal dianjurkan dua kali sehari untuk 6 bulan.

2. Fototerapi (NBUVB serta psoralen dan UVA (PUVA)) dan terapi kortikosteroid sistemik (Terapi Lini Kedua)

Fototerapi UVB dapat mempengaruhi target melekular ekstranuklear di sitoplasma dan membran sel. Supresi imun, perubahan ekspesi sitokin dan berhentinya siklus sel berkontribusi dalam supresi penyakit oleh fototerapi NBUVB.

3. Terapi UVB

Digunakan secara selektif dan lokal dengan mengunakan alat targeted phototherapy seperti lampu atau laser excimer dengan panjang gelombang 308 nm yang merupakan Terapi Lini Ketiga.

4. Teknik pembedahan graft dan terapi depigmentasi (Terapi Lini Keempat)

Teknik pembedahan yang disebutkan dalam panduan Eropa terdiri atas graft jaringan (full-thickness punch, split-thickness, dan suction-blister grafts) dan 24 graft seluler (berupa cultured melanocyte cellular graft dan non-cultured epidermal cellular graft). Metode skin-bleaching dapat dilakukan dengan menggunakan monobenzon etil ester atau 4-metoksifenol, terapi laser seperti Q-switched alexandrite 755 nm atau Q-switched ruby 694 nm, dan krioterapi.

 


Sumber:
Bergqvista, Christina, and Khaled Ezzedine. "Vitiligo: A Review." Dermatology, 2020: 236: 571–592
Willy, Tjin. 2019. Vitiligo. Diakses pada tanggal 10 Juli 2021 dari web https://www.alodokter.com/vitiligo

Pin It
Hits 2163