Puskesmas Simpang Kiri Lumpuh Total Akibat Banjir, Tim FKp UNAIR "Ambil Alih" Layanan Kesehatan dan Trauma Healing di Desa Rimba Sawang

  • By Eva Khoirunnisa Adinta
  • In Ners News
  • Posted 21 December 2025

​ NERS NEWS — Aceh Tamiang – Bencana banjir yang menerjang Kabupaten Aceh Tamiang tidak hanya merusak pemukiman warga, tetapi juga melumpuhkan sistem pelayanan kesehatan vital di wilayah tersebut. Pada hari ketiga misi kemanusiaan, Sabtu (20/12/2025), Tim Tanggap Bencana Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga melaporkan bahwa Puskesmas Simpang Kiri saat ini dalam kondisi lumpuh total dan tidak dapat beroperasi melayani masyarakat.

​Kondisi ini diperparah dengan fakta bahwa Kepala Puskesmas beserta seluruh tenaga medis dan jajaran staf kesehatan setempat turut menjadi korban (penyintas) dari bencana tersebut. Akibatnya, terjadi kekosongan layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan warga pasca-banjir. Merespons situasi darurat ini, Tim FKp Unair bergerak cepat melakukan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Simpang Kiri untuk mengisi celah pelayanan medis di wilayah kerja puskesmas tersebut.

Sebagai langkah awal, tim relawan membuka posko pelayanan kesehatan terpadu di Desa Rimba Sawang, Kecamatan Tenggulun. Kegiatan ini berlangsung intensif mulai pukul 09.30 hingga 12.00 WIB. Kehadiran tim medis Unair disambut antusias oleh warga yang kesulitan mendapatkan akses pengobatan sejak banjir melanda. ​Dalam sesi pelayanan ini, tim berhasil melakukan pemeriksaan fisik dan pengobatan kepada 22 warga penyintas. Berdasarkan data medis lapangan, keluhan kesehatan masyarakat didominasi oleh penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Tercatat sebanyak 12 pasien mengeluhkan batuk dan pilek, disusul 5 pasien dengan keluhan badan linu (myalgia) akibat kelelahan fisik ekstrem pasca-bencana. Selain itu, tim juga menangani kasus gatal-gatal (3 pasien), diare (1 pasien), dan polip (1 pasien).

​Pulihkan Senyum Anak-Anak

Tidak hanya fokus pada kesehatan fisik orang dewasa, Tim FKp Unair juga memberikan perhatian serius pada dampak psikologis bencana terhadap kelompok rentan, khususnya anak-anak. Di lokasi yang sama, tim menyelenggarakan kegiatan Trauma Healing yang diikuti oleh 13 anak Desa Rimba Sawang. ​Kegiatan ini diisi dengan permainan interaktif dan terapi psikososial ringan yang bertujuan untuk meredakan kecemasan serta mengembalikan keceriaan anak-anak di tengah kondisi lingkungan yang belum pulih sepenuhnya. Aksi "jemput bola" di Desa Rimba Sawang ini merupakan wujud nyata kontribusi FKp Unair dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

 

​SDG 3 (Good Health and Well-being): Menjamin ketersediaan layanan kesehatan dasar dan kesehatan mental bagi korban bencana di saat fasilitas kesehatan lokal tidak berfungsi. ​SDG 17 (Partnerships for the Goals): Kolaborasi erat dengan otoritas kesehatan lokal (Puskesmas Simpang Kiri) yang terdampak, membuktikan pentingnya gotong royong dan kemitraan strategis dalam penanggulangan krisis. ​ Melalui pelayanan ini, diharapkan kondisi kesehatan warga Desa Rimba Sawang dapat terjaga sehingga mencegah munculnya wabah penyakit lanjutan pasca-banjir.

 

https://www.instagram.com/reel/DSgj87bAde6/?igsh=MXZ1dXNiYnp2bWY2bw==

 

Penulis: Ahmad Haryan Kencana
Editor : Eva Khoirunnisa Adinta (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 39

Berita Terbaru