Puskesmas Masih Lumpuh, Tim FKp Unair "Jemput Bola" ke Dusun Tanjung Priuk: Fokus Pulihkan Fisik Warga dan Mental Anak-Anak

  • By Nandyta Putri Rahmadhani
  • In Ners News
  • Posted 22 December 2025

NERS NEWS — Aceh Tamiang — Memasuki hari keempat pasca-banjir, Minggu (21/12/2025), kebutuhan akan layanan kesehatan di kantong-kantong pemukiman warga masih sangat tinggi. Merespons hal ini, Tim Tanggap Darurat Bencana Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (FKp Unair) kembali bergerak menyisir lokasi terisolir, kali ini berpusat di Dusun Tanjung Priuk, Kabupaten Aceh Tamiang.

Langkah strategis "jemput bola" ini terus digencarkan mengingat kondisi fasilitas kesehatan utama, yakni Puskesmas Simpang Kiri, masih dalam status lumpuh total. Laporan lapangan mengonfirmasi bahwa Kepala Puskesmas beserta seluruh jajaran tenaga medis setempat masih berstatus sebagai penyintas (korban) bencana, sehingga belum dapat mengaktifkan pelayanan kesehatan rutin bagi masyarakat. Ketiadaan layanan ini membuat kehadiran Tim FKp Unair menjadi tumpuan harapan bagi warga yang sakit.

Pelayanan kesehatan dibuka mulai pukul 10.30 hingga 14.00 WIB. Dalam kurun waktu tersebut, tim medis FKp Unair berhasil menangani 37 pasien dengan beragam keluhan.

​Dari hasil pemeriksaan fisik (physical assessment), profil kesehatan warga Dusun Tanjung Priuk mencerminkan dampak buruk lingkungan pasca-banjir. Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi kasus tertinggi dengan 20 pasien. Kondisi ini disinyalir akibat paparan udara lembap dan debu lumpur yang mulai mengering.

Selain pernapasan, sanitasi lingkungan yang belum pulih memicu munculnya penyakit berbasis air. Tim mencatat 6 kasus penyakit kulit dan 5 kasus diare. Tim medis juga memberikan perhatian khusus pada kelompok rentan dengan penyakit kronis, di mana ditemukan 5 pasien Hipertensi dan 1 pasien Diabetes Melitus yang membutuhkan kontrol obat rutin agar kondisi mereka tidak memburuk di tengah situasi bencana.

Tidak hanya mengobati luka fisik, Tim FKp Unair juga hadir untuk membasuh luka batin anak-anak Dusun Tanjung Priuk. Di tengah hiruk-pikuk pelayanan medis, tim psikososial menggelar sesi Trauma Healing yang diikuti oleh jumlah peserta yang cukup besar, yakni 35 anak-anak.

Tingginya partisipasi anak-anak ini menunjukkan betapa besarnya kebutuhan dukungan psikologis bagi generasi muda yang terguncang akibat bencana. Melalui pendekatan bermain, bernyanyi, dan edukasi ringan, para relawan berusaha mengembalikan senyum dan rasa aman anak-anak, sejenak melupakan trauma banjir yang melanda rumah mereka.

​Komitmen Berkelanjutan dan SDGs

Seluruh kegiatan ini terlaksana berkat koordinasi intensif dengan Kepala Puskesmas Simpang Kiri. Sinergi ini merupakan wujud nyata implementasi Sustainable Development Goals (SDGs):

  • SDG 3 (Good Health and Well-being): Memastikan akses kesehatan fisik dan mental tetap tersedia bagi korban bencana, mencegah wabah penyakit menular, dan menjaga kestabilan penderita penyakit kronis.
    ​SDG 17 (Partnerships for the Goals): Kolaborasi bahu-membahu mengisi kekosongan peran fasilitas kesehatan lokal untuk pemulihan yang lebih cepat dan terarah.

Tim FKp Unair berkomitmen untuk terus melanjutkan misi kemanusiaan ini, menjangkau wilayah-wilayah lain yang masih membutuhkan uluran tangan medis.

Recap:
https://www.instagram.com/reel/DSkJf_XgQj6/?igsh=cjRqcGtsODI3dHEy

 

Penulis: Ahmad Haryan Kencana
Editor: Nandyta Putri Rahmadhani (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 30

Berita Terbaru