NERS NEWS — Aceh Tamiang – Misi kemanusiaan Tim Tanggap Darurat Bencana Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga berlanjut dengan intensitas tinggi pada Sabtu siang (20/12/2025). Tim medis membuka layanan kesehatan di titik kedua, yakni Desa Tenggulun, Kecamatan Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang, guna menjangkau warga yang belum mendapatkan akses pengobatan.
Langkah taktis ini diambil menyusul lumpuhnya operasional Puskesmas Simpang Kiri akibat banjir. Laporan lapangan mengonfirmasi bahwa Kepala Puskesmas beserta seluruh tenaga medis dan staf di wilayah tersebut turut menjadi korban (penyintas) bencana, sehingga pelayanan kesehatan rutin terhenti total. Atas dasar koordinasi darurat, Tim FKp Unair hadir mengisi kekosongan peran tersebut di wilayah kerja puskesmas.
Lonjakan Pasien di Sesi Siang
Pelayanan yang dibuka mulai pukul 13.00 hingga 15.00 WIB ini mendapat respon luar biasa dari masyarakat setempat. Dalam waktu dua jam, tim medis FKp Unair menangani lonjakan pasien yang cukup signifikan, yakni sebanyak 51 warga. Antusiasme ini menunjukkan betapa mendesaknya kebutuhan akan layanan kesehatan di wilayah yang terisolir pasca-banjir.
Dominasi Keluhan Fisik dan Penanganan Luka
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik (physical assessment), profil kesehatan warga Desa Tenggulun menunjukkan tanda-tanda kelelahan fisik yang ekstrem. Keluhan tertinggi yang tercatat adalah pegal linu, nyeri otot, dan kebas sebanyak 23 kasus. Tingginya angka ini mengindikasikan dampak aktivitas berat warga yang mulai membersihkan rumah dan lingkungan dari sisa material banjir.
Selain masalah otot, ancaman penyakit berbasis lingkungan juga masih tinggi. Tim mencatat 20 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berupa batuk dan pilek, serta 15 kasus penyakit kulit (gatal-gatal) dan 4 kasus sesak napas.
Tim medis juga melakukan tindakan perawatan luka (wound care) pada satu kasus spesifik, yakni warga yang mengalami luka tertusuk duri kelapa sawit. Mengingat risiko infeksi yang tinggi dari duri sawit di lingkungan lembap, penanganan sterilisasi dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Kehadiran Tim FKp Unair di Desa Tenggulun bukan sekadar bantuan medis semata, melainkan wujud nyata dari implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) di daerah bencana:
- SDG 3 (Good Health and Well-being): Memastikan warga terdampak, termasuk mereka yang mengalami cedera fisik dan penyakit lingkungan, tetap mendapatkan hak layanan kesehatan yang berkualitas saat fasilitas lokal tidak berfungsi.
- SDG 17 (Partnerships for the Goals): Sinergi bahu-membahu dengan otoritas Puskesmas Simpang Kiri yang sedang dalam posisi sebagai penyintas menunjukkan solidaritas kemitraan yang kuat untuk bangkit bersama. Tim FKp Unair berkomitmen untuk terus menyisir wilayah-wilayah yang membutuhkan selama masa tanggap darurat ini berlangsung.
https://www.instagram.com/reel/DSgrybsgdJs/?igsh=MTk5Mjl6ajN5d3B6Zw==
Penulis: Ahmad Haryan Kencana
Editor : Eva Khoirunnisa Adinta (Airlangga Nursing Journalist)

