Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk menangani depresi. Obat ini bekerja dengan cara menyeimbangkan kandungan senyawa kimia alami di dalam otak yang disebut neurotransmitter, sehingga bisa meredakan keluhan dan membantu memperbaiki suasana hati dan emosi.
Selain untuk mengobati depresi, antidepresan juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi lainnya, seperti gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan kecemasan umum, gangguan stress pasca-trauma (PTSD), fobia, bulimia, serta keluhan nyeri. Obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter
Ada beberapa jenis antidepresan yang dibagi berdasarkan cara kerja dan efek sampingnya, yaitu
1. Antidepresan Trisiklik (TCAs)
TCA bekerja dengan cara memblokir penyerapan serotonin dan norepinefrin ke dalam sel-sel saraf. TCA juga menghalangi penyerapan neurotransmitter lain yang dikenal sebagai asetilkolin (yang membantu mengatur pergerakan otot rangka). Ada banyak contoh obat antidepresan TCA yang digunakan sebagai pengobatan depresi. Beberapa di antaranya yakni amitriptylin, desipramin, amoksapin, serta klomipramin.
Trisiklik seringkali menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan jenis antidepresan lainnya. Efek samping yang umumnya muncul seperti mulut kering, mengantuk, berkeringat, pandangan kabur, hingga detak jantung menjadi tidak teratur.
2. Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)
MAOI bekerja dengan menghambat aksi enzim yang disebut monoamine oksidase. Dengan memblokir aksi enzim ini, kadar neurotransmitter pun dapat meningkat, serta diharapkan dapat memperbaiki suasana hati. Efek samping akan dirasakan jika mengonsumsi makanan seperti keju, anggur, atau asinan. Sebaiknya hindari jenis makanan tersebut ketika sedang ingin mengonsumsi MAOI. Beberapa efek samping yang terasa seperti pusing, sulit tidur, kenaikan berat badan, hingga mengalami perubahan tekanan darah. Contoh obat antidepresan jenis MAOI yakni selegiline dan phenelzine.
3. Noradrenaline and Specific Serotonergic Antidepressants (NASSAs)
Cara kerja NASSA mampu meningkatkan kadar serotonin dan noradrenalin, sehingga penggunanya menjadi lebih bisa berpikir jernih. Ketika kadar serotonin dan noradrenalin meningkat, suasana hati dan emosi dapat diatur. Selain itu, jenis NASSA mampu membuat serotonin mengatur nafsu makan dan siklus tidur. Meskipun begitu, NASSA tetap memiliki efek samping untuk tubuh. Efek samping yang akan dirasakan seperti pusing, mengantuk, sembelit, berat badan naik, mulut kering, dan nafsu makan menjadi lebih meningkat. Antidepresan jenis NASSA yakni mirtazapine (Avanza).
4. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)
Jenis obat antidepresan penghambat reuptake serotonin selektif (SSRI) bekerja dengan menghambat dengan selektif penyerapan kembali (reuptake) neurotransmiter serotonin oleh sel saraf. Dengan begitu, kadar serotonin pun dapat meningkat, dan diharapkan membuat Anda lebih bahagia. Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat ini adalah mulut kering, mual, muntah, kejang-kejang, mengantuk, gugup, halusinasi, diare, gangguan penglihatan, hingga gangguan fungsi seksual. Contoh obat antidepresan SSRI, yakni Fluoxetine, Paroxetine, Vilazodone, Citalopram, Fluvoksamin, Escitalopram, dan Sertraline
5. Serotonin-Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRIs)
Mirip dengan SSRI, antidepresan penghambat reuptake serotonin dan norepinefrin (SNRI) bekerja untuk menghambat terserapnya kembali norepinefrin dan serotonin oleh sel saraf. Sehingga, penderitanya diharapkan kembali pulih dengan mengonsumsi antidepresan ini. Kadar norepinefrin akan meningkat bersamaan dengan kadar serotonin, sehingga bermanfaat juga untuk orang-orang dengan keterbelakangan psikomotorik (perkembangan gerakan dan pikiran fisik yang terhambat). Efek samping yang ditimbulkan yaitu mual, muntah, sakit kepala, cemas, insomnia, mimpi buruk, hingga memiliki gangguan seksual. Contoh obat SNRI ini antara lain duloxetine (Cymbalta), desvenlafaxine (Pristiq), reboxetine (Edronax) dan venlafaxine (Effexor XR).
Referensi :
Pane, M. D. Cristy. 2020. Antidepresan. Alodokter. https://www.alodokter.com/antidepresan (Diakses pada 1 April 2021) .
Prasetyo, Dimas. 2020. 5 Jenis Obat Antidepresan yang Paling Umum dan Efek Sampingnya. Popmama. https://www.popmama.com/life/health/fx-dimas-prasetyo/jenis-obat-antidepresan-yang-paling-umum-dan-efek-sampingnya/5 (Diakses pada 1 April 2021).
Putra, Arif. 2019. 5 Jenis Obat Antidepresan untuk Pengobatan Depresi. Sehatq. https://www.sehatq.com/artikel/beberapa-golongan-antidepresan-untuk-pengobatan-depresi (Diakses pada 1 April 2021).
Penulis : Denata Rahmadani Lukitasari
Editor : Dyah Ratika Maulani Wulandari