INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Yuk, Mengenal Ablasio Retina

  • By
  • In Lihat
  • Posted 10 December 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 735

Ablasio retina merupakan kondisi serius di mana retina pindah dari posisi aslinya. Ketika hal ini terjadi, retina tidak lagi menerima oksigen dengan jumlah yang seharusnya untuk membuatnya dapat berfungsi. Pada kebanyakan kasus, ablasio retina mulanya adalah robekan retina. Tanda dan gejala robekan retina cukup jelas, yang menjadi alasan mengapa terdapat cukup waktu bagi dokter ahli mata untuk memberikan pengobatan sebelum kondisi memburuk menjadi ablasio retina sepenuhnya. Risiko ablasi retina pada mata normal adalah sekitar 5 dalam 100.000 per tahun. Ablasio retina lebih sering terjadi pada populasi paruh baya atau lanjut usia dengan angka sekitar 20 dalam 100.000 per tahun.

Risiko seumur hidup pada mata normal adalah sekitar 1 dari 300. Secara global insidensi ablatio retina regmatogen adalah 1 per 10.000 orang per tahun. Ablatio retina lebih sering ditemukan pada kelompok usia 40-70 tahun. Ablatio retina akibat penyebab trauma lebih sering ditemukan pada pasien usia 25-45 tahun. Secara epidemiologi ablatio retina ditemukan sama banyak di perempuan maupun laki-laki. Tidak ada kecenderungan ras tertentu yang mengalami ablatio retina. Ablatio retina pada usia anak-anak hanya 0,5- 8% dari keseluruhan kasus ablatio retina.

Ablasio retina terjadi karena adanya robekan di retina, robekan ini membuat cairan di bagian tengah bola mata (cairan vitreus) merembes masuk dan menumpuk di belakang retina. Cairan yang menumpuk akan membuat seluruh lapisan retina terlepas dari dasarnya. Pada umumnya, robekan pada retina mata terjadi akibat berubahnya jaringan seiring pertambahan usia. Orang dengan mata minus (rabun jauh) atau pernah menjalani operasi katarak juga berisiko mengalami robekan pada retina.

Ablasio retina adalah kondisi yang tidak menyakitkan tetapi serius. Jika Anda melihat gejala retina terlepas, seperti floaters mata tiba-tiba, kilatan cahaya atau penggelapan penglihatan, penglihatan kabur atau tertutup bayangan seperti tirai, dan lapang pandang menyempit. Hubungi penyedia perawatan/ dokter mata Anda atau pergi ke ruang gawat darurat. Perawatan pencegahan selalu yang terbaik, jadi lindungi kesehatan mata dan penglihatan Anda dengan melakukan pemeriksaan mata secara teratur.

Ablasio retina dapat diatasi dengan pembedahan, tujuannya untuk mengeluarkan cairan, menutup lubang atau robekan, serta melekatkan retina kembali. Tindakan pembedahan untuk eblasio retina antara lain : elektrodiatermi, sclera buckling, dan fotokoagulasi.

Setelah menjalani tindakan pembedahan sebaiknya penderita ablasio retina menghindari aktivitas berat, menghindari berenang atau mata terkena air yang terlalu lama, menggunakan kacamata yang disarankan dokter untuk meningkatkan ketajaman mata, serta secara rutin melakukan tes mata.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ablasio retina:

1. Melakukan pemeriksaan rutin setahun dua kali agar dapat mengetahui secara dini tentang penyakit ablasio retina.
2. Mengkonsumsi suplemen vitamin A dan ketersediaan makanan bernutrisi yang mengandung banyak serat dan vitamin A.
3. Membaca dan menulis dilakukan pada tempat atau ruangan yang cukup mendapat penerangan.
4. Pada penderita diabetes mellitus stadium awal, sebaiknya secara rutin memeriksakan kondisi mata. Bagi yang bukan penderita diabetes untuk menjaga asupan gula yang seimbang dan menghindari bahaya konsumsi gula berlebihan.
5. Melakukan perlindungan pada mata dan masuknya partikel kecil hasil dari radikal bebas.
6. Disarankan memakai pelindung kaca mata untuk melindungi mata agar tidak terjadi trauma.
7. Pada pasien yang memiliki riwayat ablasioo retina, disarankan memakai pelindung mata berupa kaca mata berwarna redup untuk menghindari pencahayaan yang berlebihan.

 

Oleh:

Kelompok 2 PKK II Ruang Bedah Melati

 

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Ophthalmology (2016).

Detached or Torn Retina. Blair K, Czyz CN. Retinal Detachment. [Updated 2021 Aug 9]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551502/

C.P. Wilkinson. (2013). Chapter 106 - Prevention of Retinal Detachment. Retina (Fifth Edition). Pages 1793-1805.

Djan, Radhianie. (2017). Merawat Mata Agar Tidak Mengalami Ablasioo Retina. Diakses pada 8 Desember 2021 melalui https://www.alodokter.com/komunitas/topic/ablasioo-retina.

Feltgen, N. et al. (2014). Rhegmatogenous Retinal Detachment – an Ophthalmologic Emergency. Deutsches Ärzteblatt International, 111(1-2), pp. 12-22.

Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Retinal Detachment.

Nurin, Fajarina. (2021). Ablasioo Retina. Diakses pada 8 Desember 2021 melalui https://hellosehat.com/mata/mata-lainnya/ablasioo-retina/.

 

Pin It
Hits 5422