INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Jangan Panik! Ketahui Cara yang Tepat dalam Menangani Mimisan

  • By Alina Ramadani
  • In Lihat
  • Posted 15 March 2021

Mimisan atau disebut juga epistaksis merupakan kondisi terjadinya perdarahan di hidung. Mimisan sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat dialami oleh anak-anak maupun dewasa. Meskipun sudah menjadi hal yang umum, kebanyakan orang masih merasa panik hingga melakukan kesalahan saat menangani mimisan. Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk menangani mimisan?

Jenis-jenis Mimisan

Berdasarkan lokasinya, mimisan atau epistaksis dapat dibagi menjadi epistaksis anterior dan epistaksis posterior. Epistaksis anterior adalah jenis mimisan yang lokasi perdarahannya bersumber dari Pleksus kiesselbach. Biasanya darah mengalir melalui lubang hidung depan dan dapat berhenti sendiri. Sedangkan epistaksis posterior dapat berasal dari Pleksus woodruff”s. Perdarahan terjadi secara hebat dan jarang berhenti sendiri. Darah yang mengalir tidak hanya melalui lubang hidung depan, tetapi juga terkadang terasa menggalir di tenggorokan dan rongga mulut. Mimisan atau epistaksis yang sering terjadi adalah epistaksis anterior.

Penyebab Mimisan

Mimisan dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor Lokal

Beberapa faktor lokal yang menyebabkan mimisan, seperti trauma, infeksi, faktor kekeringan, dan benda asing.

• Faktor trauma dapat terjadi dikarenakan kecelakaan, benturan hidung, operasi hidung, dan mengorek hidung.

• Faktor infeksi yang menyebabkan mimisan adalah adanya infeksi akut akibat difteri, sinusitis akut, dan vestibulitis. Faktor infeksi juga dapat berupa infeksi kronis seperti rhinitis, TBC, sifilis, dan lepra.

• Faktor kekeringan dikarenakan rendahnya humidifikasi dan menurunnya sekresi nasal.

• Benda asing, baik hidup maupun mati.

2. Faktor Sistemik

Faktor sistemik yang menyebabkan mimisan antara lain penyakit hepar, hemofilia, aterosklerosis, hipertensi, gagal ginjal, diabetes mellitus, obat-obatan antiplatelet, dan alkohol. Selain itu, juga disebabkan oleh infeksi sistemik, seperti demam berdarah, tifoid, dan morbili.

Penanganan pada Mimisan

Dalam menangani mimisan, terdapat tiga prinsip utama yang dilakukan, yaitu menghentikan pendarahan, mencegah komplikasi, dan mencegah berulangnya epistaksis. Ketika mengalami mimisan, sebisa mungkin untuk tidak panik dan bersikap tenang. Lakukan penanganan pertama untuk menghentikan pendarahan. Langkah yang dapaat dilakukan, yaitu:

• Duduk tegak dengan mengarahkan atau mencondongkan tubuh ke depan.

Pastikan posisi duduk tetap tegak dan condong ke depan untuk mencegah darah kembali masuk ke hidung atau saluran napas.

• Pencet cuping hidung selama 10 menit.

Pencet cuping hidung menggunakan ibu jari dan jari telunjuk selama 10 menit. Hal ini dilakukan untuk memberi penekanan pada titik perdarahan sehingga darah berhenti mengalir. Selama melakukannya, lakukan pernapasan melalui mulut.

• Kompres hidung dengan kompres dingin dan material lembut.

Kompres dingin pada hidung dilakukan dengan cara membungkus es batu dengan handuk atau kain lembut. Hal ini bertujuan agar perdarahan cepat berhenti.

• Segera pergi ke dokter.

Apabila mimisan terus berlangsung selama 20 menit setelah melakukan penanganan pertama, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Selain itu, jika mimisan terjadi akibat benturan atau kecelakaan serius, disertai kesulitan bernapas, perdarahan masif, pucat, dan jantung berdebar sebaiknya segera pergi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Penanganan Lanjutan

Penanganan lanjutan dilakukan oleh dokter untuk menangani perdarahan lebih lanjut. Hal yang dilakukan, yaitu:

• Kauterisasi.

Tindakan kauterisasi dilakukan dengan asam triklorasetat 30% atau dengan elektrokauterisasi.

• Pemasangan tampon.

Pemasangan tampon dilakukan ketika epistaksis tidak responsif terhadap kauterisasi. Terdapat dua jenis tampon, yaitu tampon anterior dan tampon eksterior. Tampon terbuat dari kassa gulung yang diberi petrolatum dan asam borat 10% atau salep antibiotik.

• Mencegah komplikasi.

Komplikasi dapat terjadi akibat dari epistaksis ataupun penanganan epistaksis menggunakan tampon.

• Mencegah berulangnya epistaksis.

Untuk mencegah epistaksis berulang, langkah yang dilakukan adalah dengan mencari penyakit dasar dan segera menanganinya.

Pencegahan Mimisan

• Tidak mengorek hidung terlalu dalam.

• Tidak membuang ingus terlalu keras.

• Menghindari benturan di sekitar hidung dan kepala.

Jadi, ketika mengalami mimisan atau epistaksis jangan merasa panik. Segera lakukan penanganan pertama untuk menghentikan perdarahan. Apabila perdarahan masih terjadi setelahnya, segera pergi ke dokter untuk mendapat penanganan lanjutan.

 

Penulis : Tiffani Nur Widya Andari

Editor : Rifdayanti Mitra Amalia

 

Referensi:

Herliana, Linda. 2019. Hidung Mimisan? Jangan Panik!. https://rspermata.co.id/articles/read/hidung-mimisan-jangan-panik.

Husni, Teuku., Hadi, Zikral. 2019. Pendekatan Diagnosis dan Tatalaksana Epistaksis. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika. 2(2): 26-32.

Susanti, Yurika Elizabeth. 2018. 5 Hal yang Harus Dilakukan untuk Menghentikan Mimisan. https://hellosehat.com/hidup-sehat/pertolongan-pertama/cara-mengatasi-mimisan/#gref.

Pin It
Hits 4815