INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Tata Laksana pada Penderita Katarak

  • By Rosita
  • In Lihat
  • Posted 31 July 2022

Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat proses penuaan tetapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital). Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik, pemajanan radiasi, pemajanan yang lama sinar ultraviolet, atau kelainan mata lain seperti uveitis anterior (Smeltzer, Suzzane C, 2002).

Menurut Corwin (2001), katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu dan ketajaman penglihatan berkurang. Katarak terjadi apabila protein-protein lensa yang secara normal transparan terurai dan mengalami koagulasi. Sedangkan menurut Mansjoer (2000), katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Jadi, dapat disimpulkan katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya transparan dan dilalui cahaya menuju retina, dapat disebabkan oleh berbagai hal sehingga terjadi kerusakan penglihatan.

Menurut Mansjoer (2000), penyebab terjadinya katarak bermacam-macam. Umumnya adalah usia lanjut (katarak senil), tetapi dapat terjadi secara kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan perkembangan. Dapat juga terjadi karena traumatik, terapi kortikosteroid metabolik, dan kelainan sistemik atau metabolik, seperti diabetes mellitus, galaktosemia, dan distrofi miotonik. Rokok dan konsumsi alkohol meningkatkan risiko katarak.

Penatalaksanaan katarak tergantung pada kondisi mata. Apabila terjadi katarak traumatik pada anak sebaiknya dipertimbangkan akan kemungkinan terjadinya ambliopia. Untuk mencegah ambliopia pada anak dapat dipasang lensa intraokular primer atau sekunder. Apabila tidak terdapat penyulit, maka dapat ditunggu sampai mata menjadi tenang.

Bedah katarak dapat dilakukan primer maupun sekunder. Merencanakan pendekatan pembedahan sangat penting pada kasus-kasus katarak salah satunya yaitu pada kasus katarak traumatik. Indikasi untuk penatalaksanaan pembedahan pada kasus-kasus katarak traumatik adalah sebagai berikut:

a. Penurunan visus yang berat (unacceptable).

b. Hambatan penglihatan karena proses patologis pada bagian posterior.

c. Inflamasi yang diinduksi lensa atau terjadinya glaukoma.

d. Ruptur kapsul dengan edema lensa.

e. Keadaan patologis okular lain yang disebabkan trauma dan membutuhkan tindakan bedah.

Dalam bedah katarak, lensa diangkat dari mata (ekstraksi lensa) dengan prosedur intrakapsular atau ekstrakapsular. Ekstraksi intrakapsular yang jarang lagi dilakukan saat ini adalah mengangkat lensa in toto, yakni di dalam kapsulnya melalui insisi limbus superior 140-160o. Pada ekstraksi ekstrakapsular juga dilakukan insisi limbus superior, bagian anterior kapsul dipotong dan diangkat, nukleus diekstraksi, dan korteks lensa dibuang dari mata dengan irigasi dan aspirasi atau tanpa aspirasi sehingga menyisakan kapsul posterior.

Fakofragmentasi dan fakoemulsifikasi dengan irigasi atau aspirasi (atau keduanya) adalah teknik ekstrakapsular yang menggunakan getaran- getaran ultrasonik untuk mengangkat nukleus dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (2-5 mm), sehingga mempermudah penyembuhan luka pasca operasi. Jika digunakan teknik insisi kecil, mata dapat dibalut selama beberapa hari pasca operasi, tetapi jika mata terasa nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca operasi dan mata dilindungi dengan kacamata. Perlindungan pada malam hari dengan pelindung logam diperlukan selama beberapa minggu.

Referensi:

Anonim. (Tt). Asuhan Keperawatan pada Katarak. Semarang : Universitas Muhammadiyah Semarang ( diakses dari digilib.unimus.ac.id)

Anonim. (Tt). Asuhan Keperawatan pada Katarak. Sumatera : Universitas Sumatera Utara (diakses dari http://repository.usu.ac.id/)

 

Penulis: Rizqi Nur Rahma (Airlangga Nursing Journalist)
Editor: Salwa Az Zahra (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 2307

Berita Terbaru