NERS NEWS – Sebagai salah satu institusi penyelenggara Pendidikan Tinggi Keperawatan di wilayah Indonesia Timur, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (FKp UNAIR) tak henti berbenah pada berbagai aspek. Misalnya seperti yang kini tengah diupayakan, yakni fokus mewujudkan sarana dan pra sarana kampus yang nyaman dan berkelanjutan. FKp telah menjalankan berbagai perubahan pada sejumlah aspek terkait sarpras. Lantas, sudah sejauh mana transformasi sarpras FKp UNAIR saat ini?
Transportasi
Pertama, terkait transportasi, Wakil Dekan II FKp UNAIR Dr. Joni Haryanto, S.Kp., M.Si menuturkan bahwa FKp memberlakukan pembatasan kendaraan dan pemusatan parkir di area kampus. Dalam hal pembatasan kendaraan, mahasiswa diperkenankan membawa mobil apabila telah menempuh semester akhir. Hal itu dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya FKp untuk menggalakkan program bebas polusi.
“Pemberlakuan tidak dibenarkan mahasiswa semester 1-2 membawa mobil dan lebih ditekankan semua mahasiswa naik kendaraan umum seperti kereta api dan bus atau bersepeda hingga jalan kaki,” terangnya.
Dalam hal pemusatan parkir juga telah diupayakan FKp, yakni seluruh kendaraan roda dua berpusat di sebelah timur dan kendaraan roda empat berpusat di sebelah barat. Kemudian, Joni menambahkan, rencananya semua kendaraan bermotor dibatasi pada area fakultas, sehingga kendaraan hanya dapat masuk di area tertentu di halaman kampus tetapi tidak dapat masuk fakultas. Oleh karenanya, untuk menuju fakultas hanya dapat menggunakan sepeda atau jalan kaki.
“Tersedia sepeda yang bisa dipinjam oleh civitas akademika FKp melalui peminjaman sepeda yang ada di beberapa titik kampus C, kemudian juga dapat menggunakan bus kampus jika memiliki keperluan ke kampus A atau kampus B,” tuturnya.
Pengelolaan Air
Selanjutnya, FKp UNAIR juga tengah berencana akan melakukan konservasi air secara mandiri. Selain itu, upaya penghematan air dengan memasang sensor pada semua kran telah dilakukan. Kemudian, Joni juga berencana akan membuat peraturan untuk civitas akademika FKp mengenai penghematan air.
“Kita memang belum melakukan konservasi air seperti mengelola air kotor menjadi air bersih, namun hal itu telah direncanakan,” katanya.
Energi dan Perubahan Iklim
Sedangkan untuk energi, FKp UNAIR tengah merencanakan untuk memanfaatkan energi ramah lingkungan sebagai tenaga listrik. Seperti listrik dari solar atau sinar matahari. Selain itu, standarisasi lampu LED juga telah dilakukan meski belum mencapai keseluruhan.
“Kalau bisa energi-energi itu berasal dari energi terbarukan. Ini mulai berencana menggantikan tenaga listrik dengan solar atau sinar matahari,” tuturnya.
Kemudian dalam hal menghemat energi, pihak sarpras juga telah menganjurkan secara lisan kepada civitas akademika untuk mematikan lampu dan AC jika meninggalkan ruangan, rupanya hal tersebut masih belum sepenuhnya dipatuhi oleh mereka. Rencananya, lanjut Joni, ia dan tim sarpras akan segera membuat aturan secara tertulis atau membuat sensor lampu ruang.
Tak hanya itu, FKp juga telah menggunakan AC tipe terbaru yang lebih ramah lingkungan meski penggunaannya masih 40%. Rencananya hal itu akan dilakukan hingga 100%.
Terkait iklim, FKp UNAIR direncakanan secara rutin untuk melakukan uji emisi gas kendaraan yang masuk fakultas. Sehingga, kendaraan-kendaraan yang masuk fakultas telah lolos uji.
Penataan Lahan dan Infrastruktur
Mengenai pengaturan lahan, FKp UNAIR kini berupaya memperbanyak ruang terbuka hijau hingga 30%. Targetnya yaitu semua halaman terbuka akan ditanami, membuat taman vertikal, dan memperbanyak gazebo untuk proses pembelajaran di luar kelas.
Selain itu, FKp juga memiliki fasilitas olahraga seperti bola voli, basket, badminton, dan tenis meja. Seluruh civitas akademika bebas menggunakan fasilitas tersebut dengan tetap terstruktur dan terkoordinasi.
Pengelolaan Sampah
Terkait sampah, FKp UNAIR telah konsisten mengurangi penggunaan kertas. Meski belum optimal, upaya tersebut akan terus digencarkan. Hampir sekitar 50% kegiatan administrasi dilakukan secara online dan less paper.
Kemudian dalam hal pengelolaan sampah dilakukan oleh cleaning service dengan selalu memperhatikan pemilahan sampah sesuai jenis sampah, setelah itu dilakukan pengumpulan dan dibuang ke TPA.
“Telah disediakan tempat sampah organik dan anorganik, juga ada tempat sampah medis dan non medis di laboratorium. Untuk sampah elektronik dan baterai ada tempat pembuangannya sendiri,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Joni berencana FKp memiliki tempat pendaur ulang sampah mandiri dengan melakukan kolaborasi bersama pihak ketiga.
Pendidikan dan Penelitian
FKp UNAIR bahkan telah menggalakkan judul-judul penelitian dan pengmas mengenai topik greenmetric dengan presentase 20-40% untuk mendukung keberlanjutan alam yang sehat.
“Saat ini judul-judul penelitian dan pengmas sudah diarahkan ke sana. Contohnya saat itu FKp pernah membuat hidroponik dan aquaponik dalam PKM dll,” tutupnya.
Penulis: Adelya Salsabila Putri