INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Mimpi, Skenario Film dari Otak

  • By
  • In Lihat
  • Posted 04 May 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 737

Baru terjadi beberapa jam yang lalu, tepatnya pagi tadi saat saya baru bangun tidur. Saya memimpikan hal yang benar–benar tidak akan mungkin terjadi dalam hidup. Ya, saya bermimpi saya begitu disayang dan diperhatikan salah satu teman lelaki saya di organisasi. Di mimpi itu saya sedang jatuh sakit, dan teman saya dengan penuh cinta kasih merawat saya. Sungguh sangat mempermainkan perasaan, bukan?

Pernahkah Anda merasakan seperti apa yang saya alami? Tak hanya mimpi tadi, sebetulnya saya juga banyak mengalami mimpi–mimpi aneh. Saya pernah bermimpi memandang langit musim panas yang sangat cerah dan indah, namun di lain sisi langit itu, ada awan mendung. Tentu saja selain bahagia, sedih dan takut pun membanjiri hati saya saat saya bangun. Belum lagi mimpi menjadi pengantin, mimpi buang air besar, bahkan sampai mimpi jatuh dari atas gedung. Lantas apa arti sebenarnya dari kumpulan mimpi itu? Apakah mimpi memang hanya sekedar bunga tidur?

Mimpi menjadi salah satu bahasan yang serius dan menjadi bagian dari kajian ilmiah setelah seorang ahli psikoanalisis Sigmund Freud dengan teori psikoanalisisnya menjelaskan topik mimpi ini. Freud (2001) berpendapat bahwa mimpi merupakan langkah untuk memenuhi keinginan yang terekpresi di dalam alam bawah sadar (unconsiuosness) dan tidak dapat dicapai di dalam alam sadar (counsiousness). Menurut Freud (2001), mimpi adalah penghubung antara kondisi bangun dan tidur. Baginya, mimpi adalah ekspresi yang terdistorsi atau yang sebenarnya dari keinginan-keinginan yang terlarang yang diungkapkan dalam keadaan terjaga.

Mimpi merupakan pengalaman psikologis yang terjadi dalam tidur seseorang. Mimpi menunjukkan bagaimana otak manusia yang tidak terhubung dengan lingkungan sekitarnya tersebut dapat mengalami kondisi dunia sadar dengan sendirinya (Tononi, 2009).

Jadi kalau boleh disederhanakan, mimpi sebetulnya adalah stimulus atau rangsangan yang berasal dari dalam tubuh kita yang menumpuk, dengan berbentuk seperti dorongan, harapan–harapan, cita–cita yang didapat dari pengalaman kita di dunia nyata yang akhirnya membentuk hasrat atau libido. Hasrat ini tidak dapat direalisasikan di dunia nyata sehingga akhirnya mengendap di alam bawah sadar dan menjadikannya sebagai mimpi yang muncul secara ‘tidak adil’. Itulah mengapa alam bawah sadar seolah mempermainkan perasaan kita dengan menampilkan skenario–skenario yang begitu indah, padahal kita sendiri tahu bahwa itu mustahil terjadi di dunia nyata.

Kalau sudah tahu seperti ini, alangkah baiknya kita bisa memulai untuk menata kembali prioritas dan hal–hal yang ingin kita capai, tentunya dengan logika dan realita. Tak ada salahnya berhalusinasi atau membayangkan hal yang membuat kita bahagia, asalkan hal itu tidak membutakan kita dalam menghadapi kenyataan yang sebenarnya.

Referensi :
https://www.researchgate.net/publication/331823081_Makna_Dari_Sebuah_Mimpi
https://jpi.api-himpsi.org/index.php/jpi/article/download/73/42

Penulis: Raudhatushafytra Kuntari
Editor: Naili Raudiatus Zahra

Pin It
Hits 953