INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Komunikasi Asertif dengan Petugas Kesehatan Lain dan dengan Klien Distress dan Agresive

  • By Anindya Putri Ravina
  • In Ners News
  • Posted 08 October 2024

NERS NEWS – Komunikasi yang kurang baik masih sering ditemukan dan berdampak pada mutu pelayanan rumah sakit. Perawat sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan harus mampu memberikan asuhan terbaik kepada pasien. Namun dalam setiap pelaksanaan tugas tersebut tidak dapat dipungkiri akan dapat terjadi hal–hal yang tidak diinginkan terjadi. Semisal dalam hal kelelahan, beban kerja yang berat, stress mampu menurunkan performa seorang perawat dalam bekerja, dan berpotensi menimbulkan konflik antara perawat maupun dengan tim kolaboratif lainnya. Oleh karena itu, perawat profesional dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dengan berperilaku asertif. Perilaku asertif bagi perawat penting untuk dilakukan sebagaimana perawat bekerja yang selalu berinteraksi dengan orang lain.

Komunikasi asertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan kepada orang lain, namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan orang lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keasertifan perawat antara lain pengalaman, jenis kelamin, kebudayaan, dan tingkat pendidikan. Perilaku asertif sangatlah penting dimiliki oleh perawat karena beberapa alasan berikut: pertama, dengan kemampuan mengungkapkan apa yang dibutuhkan secara terus terang bisa menghindari munculnya konflik; kedua, bila ada rekan kerja maupun atasan yang bersikap kurang tepat perawat bisa mengingatkannya dengan komunikasi asertif; ketiga, dengan berperilaku asertif maka perawat dapat dengan mudah mencari solusi penyelesaian dari berbagai kesulitan maupun permasalahan secara efektif; dan alasan yang terakhir dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif perawat dengan berdiskusi dengan rekan kerja (Handayani, 2019).

Psychological distress merupakan sebuah keadaan subjektif yang tidak menyenangkan. Dua bentuk utama dari distress adalah depresi dan kecemasan (Mirowsky dan Ross, 1989). Hal ini merupakan respon emosional dan perilaku terhadap situasi atau peristiwa yang dianggap mengganggu keseimbangan mental. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi distress antara lain keluarga, hubungan dengan orang lain, lingkungan, dan keuangan.

Perilaku agresif adalah tindakan yang bertujuan untuk mendominasi atau berperilaku destruktif dengan menggunakan kekuatan verbal maupun fisik yang ditunjukkan pada objek. Perilaku agresif merupakan bentuk dari luapan emosi sebagai reaksi seorang individu atas kegagalan. Perilaku ini biasa terjadi pada tahap usia remaja yang dapat menyebabkan terjadinya permasalahan pada remaja. Tipe-tipe agresif adalah agresif fisik, agresif verbal, kemarahan, permusuhan. Beberapa faktor yang menyebabkan perilaku agresif meliputi faktor biologis, psikologis, lingkungan sosial, media dan teknologi, serta faktor kebudayaan. Contoh bentuk dari perilaku agresif, yaitu merendahkan (depreciation) dan menuduh (accusation).

Database merupakan kumpulan data mekanis yang terdefinisi secara formal dengan dikontrol oleh suatu organisasi. Dengan banyaknya peran data sebagai aset penting pengelolaan, penyimpanan data yang efektif berpengaruh untuk kelancaran operasi bisnis dan pengambilan keputusan yang tepat. Database yang dapat digunakan untuk mencari literatur yang relevan meliputi PubMed dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian mencakup: Komunikasi, Komunikasi Asertif, Perawat, Perilaku Asertif, dan Perilaku Agresif. Terdapat 3 kriteria kelayakan dari database yang digunakan, yaitu:

  1. Referensi yang relevan atau berhubungan erat dengan topik yang kita ungkap.
  2. Referensi yang mutakhir yaitu memilih referensi yang terkini.
  3. Referensi yang benar yaitu yangditulis sesuai dengan kaidah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih sumber pustaka, yaitu:

  1. Referensi dari sumber yang memiliki reputasi baik, seperti jurnal akademis, buku dari penerbit ternama, laporan pemerintah, dan lembaga-lembaga yang dihormati. 
  2. Referensi yang melalui proses peer-review oleh para ahli di bidangnya memiliki tingkat keandalan yang tinggi dan dapat menjadi referensi yang sangat baik.
  3. Memperhatikan hak cipta dan etika, dengan selalu mengutip dan memberikan atribut sumber dengan benar untuk menghindari plagiarisme.

Penelitian terkait pengaruh latihan keahlian berkomunikasi terhadap proses dan outcome perawatan yang berkaitan dengan distress emosi pasien, menunjukkan bahwa semakin baik keahlian perawat dalam berkomunikasi berhubungan dengan penurunan distress emosional pasien. Penerapan asertif dalam praktik keperawatan untuk menyelesaikan masalah dengan cara mengekspresikan pikiran, perasaan, ataupun kebutuhan klien secara jelas dan langsung, tanpa menilai klien penerima layanan keperawatan. Perilaku asertif dapat mempengaruhi hubungan interpersonal antara perawat dengan pasien. Dengan perilaku dan komunikasi asertif yang baik, klien dapat merasakan layanan keperawatan yang berkualitas.

Kemampuan komunikasi multidisiplin sangat diperlukan oleh semua tenaga kesehatan dalam berhubungan dengan pasien. Komunikasi multidisiplin bukan hanya sebagai alat tukar menukar informasi antara perawat / dokter dengan pasien, dan sebaliknya, melainkan lebih dari itu yaitu untuk menjalin hubungan terapeutik dengan pasien dan keluarganya, sebagai proses terapi bagi pasien, serta media koordinasi dan kerjasama dengan tim kesehatan yang lain. Adanya komunikasi yang baik dapat meningkatkan mutu pelayanan yang ada di rumah sakit. Dari hasil penelitian Handayani & Hidaya (2019) dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi asertif dengan mutu pelayanan di rumah sakit, dimana sebagian besar responden menggunakan komunikasi yang baik dan mutu pelayanan di rumah sakit sebagian besar adalah baik.

Berikut jenis komunikasi yang digunakan dalam kesehatan sosial :

  1. Komunikasi verbal
  2. Komunikasi nonverbal
  3. Komunikasi tertulis
  4. Komunikasi dengan elektronik.

 

Penulis : Anindya Putri Ravina & An Nadhofah Adlin
Editor : Anindya Putri Ravina (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 43

Berita Terbaru